Selasa, 12 Februari 2013


KEILMUAN SENI BELADIRI TAPAK SUCI
SEBUAH TINJAUAN SINGKAT

Oleh :
M. Barie Irsyad
(Pendekar Besar Tapak Suci)
l. PENDAHULUAN
Ilmu beladiri telah lama dikenal oleh bangsa Indonesia, bahkan berpuluh - puluh tahun sebelum Indonesia merdeka, nenek moyang kita telah mampu meletakkan dasar - dasar keilmuan beladiri. Sebagai warisan budaya bangsa ilmu beladiri akhirnya berkembang pesat, tidak ketinggalan pula di kampung Kauman, beberapa tahun sebelum kelahiran Tapak Suci, berbagai macam aliran telah pula tumbuh dan berkembang dengan pesat., serta melahirkan generasi - generasi penerus ilmu tersebut.
Pada dasarnya, ilmu beladiri  terdiri dari dua macam aliran, yaitu :
  1. llmu beladiri  bardasarkan akal sehat (rasional)
  2. Ilmu beladiri berdasarkan rasa (emosi)
 Akal berfungsi sebagai wadah penghimpun ilmu Allah yang tidak terbatas, bahkan semakin lama semakin dapat dikembangkan. Ilmu adalah penemuan yang tidak diragukan lagi kebenarannya, dan ditemukan melalui proses uji coba. Ilmu beladiri adalah ilmu untuk kesejahteraan dunia dan akhirat yang berdasarkan prinsip -prinsip beladiri, yaitu membela diri sendiri, dan bila mampu juga dapat membela orang lain. Sedangkan rasa (emosi) jika tidak dikendalikan dapat mematikan akal, sehingga kegiatan yang hanya berdasarkan rasa belaka, semata - mata hanya akan mengumbar nafsu dan emosi manusia.
II. PEMAHAMAN BELADIRI TAPAK SUCI
A. KEKUATAN
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, suci dan bersih, dosa terjadi setelah seorang manusia dipandang mampu menggunakan akal dan pikirannya ( dewasa ) sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam menjalani hidupnya
Manusia mulai mengenal beberapa macam kekuatan, yaitu
  1. kekuatan alam;
  2. kekuatan manusia yang timbul dari dalam diri manusia dan
  3. kekuatan yang berasal dari Allah yang dapat berbentuk rahmat ataupun mukjizat/karomah yang kesemuanya merupakan sunatullah.
A.1. Kekuatan Alam
Kekuatan yang dikandung oleh sifat fisis alam, dan masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan. Bumi yang dianggap memiliki kekuatan dahsyat., karena sanggup mengangkat tanah dan batu-batu, menghasilkan grafitasi dan sebagainya, namun dalam ukuran yang seimbang, tenaga bumi kalah kuat dengan tenaga besi, tenaga besi masih kalah dengan tenaga api, adapun tenaga api kalah dengan tenaga air, tenaga air yang dapat mengalahkan tenaga api dan tenaga bumi, masih kalah dengan udara (gas). Udara dapat menimbulkan gelombang, kemudian udara tersebut akan mengatur gerak gelombang itu, tetapi sekuat-kuatnya udara, masih kalah kuat dengan "getaran Listrik". Pergeseran getaran listrik negatif dengan positif di udara akan menggoncangkan udara.
A.2. Kekuatan Manusia
Kita sebagai umat Islam mempercayai bahwa manusia berasal dari Tanah (sari bumi). Sari bumi yang dimakan oleh manusia, pada proses selanjutnya sari bumi tersebut dialirkan keseluruh tubuh dengan zat besi yang selanjutnya terjadi proses pembakaran, proses pembakaran sangat membutuhkan zat oksigen, selain itu manusia juga membutuhkan air untuk menyambung kelangsungan hidupnya, air tersebut berasal dari minuman, buah-buahan, dan sebagainya. Selain itu semua manusia juga mempunyai kekuatan listrik yang berpusat di Otak atau Syaraf, sehingga lndera dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa pada hakekatnya, dalam diri manusia terdapat semua sumber "kekuatan alam".
A.3. Kekuatan yang berasal dari Allah
Sernua kekuatan yang ada di burm terutama kekuatan yang dipunyai manusia biasa merupakan kekuatan yang berasal dari Allah 5WT, yaitu dalam bentuk rahmat dan karunia Nya. Kita cukup berbahagia dikarunia tubuh yang lengkap dengan fungsinya masing -masing. Fungsi masing - masing organ tubuh yang dapat digunakan dengan tepat, panca indira serta kemampuan manusia untuk berihtiar mencari keselamatan dunia dan akhirat merupakan kekuatan yang berasal dari Allah SWT dan tiada ternilai.
B. ILMU BELADIRI TAPAK SUCI
Ilmu beladiri Tapak Suci mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan Perguruan Pencak Silat yang lain, Tapak Suci merupakan Pencak Silat murni tradisional, karena menghimpun berbagai ilmu pencak silat, dan mengungkapkan ilmu-ilmu tersebut. Ilmu beladiri Tapak Suci termasuk aliran Rasional, yang memanfaatkan kemampuan akal, dengan memfungsikan kegunaan fisik beserta perangkatnya yang ada dalam tubuh manusia, sehingga dapat berfungsi secara tepat antara organ yang ada kaitannya satu dengan lainnya, serta saling isi mengisi, pada saat dibutuhkan.
Karena terbatasnya kemampuan akal, maka akal harus diisi dengan ilmu yang serba menyelamatkan manusia, dengan tidak mengabaikan peranan wahyu Allah, namun berusaha melaksanakan pesan pengarahan Allah.
Dalam dunia persilatan ada dua macarn “tenaga” yang digunakan untuk membela dirinya dari ancaman makhluk lain, yaitu;
1) Tenaga luar, dan
Pengertian tenaga luar menurut masyarakat pada umumnya adalah gerakan yang dilakukan oleh gerakan tubuh, namun menurut pengertian beladiri adalah tenaga yang dikomando oleh akal.
2) Tenaga dalam (dulu lebih dikenal dengan sebutan tenaga cadangan)
Menurut pengertian masyarakat pada umumnya, tenaga dalam adalah kekuatan terpadu antara jasmani dengan kesadaran yang berhubungan dengan konsentrasi. Kekuatan Tenaga Dalam di Tapak Suci adalah perpaduan antara kekuatan fisik dengan kesadaran (konsentrasi), serba organis, tahu manfaat ketika menggunakannya, sadar fikiran serta inderanya, dan dilatih secara kontinyu.
Ilmu yang dituangkan dalam Tapak Suci berdasarkan pada kecepatan dan ketepatan, sehingga di Perguruan Tapak Suci tidak diajarkan mantera-mantera, lelaku, puasa khusus untuk mencapai ilmu tertentu dan sebagainya, tapi semua ilmu yang diajarkan selama ini adalah ilmu yang berdasarkan pada rasio. Adapun tinggi rendahnya kemampuan siswa maupun anggota Tapak Suci berdasarkan pada ketekunan individu tersebut.
C. PENUTUP
Dasar keilmuan Tapak Suci sudah jelas adanya, yaitu tidak akan lepas dari sifat manusia sebagai kalifatullah di bumi, serta yang tidak pernah lepas dari Al-Qur'an dan Sunah Rasul. Dengan kenyataan tersebut sumber keilmuan Tapak Suci lebih dititik beratkan kepada pengertian manusia sebagaimana pengertian yang dikandung Al-Qur'an serta tanggung jawabnya sebagai hamba Nya untuk selalu beramar ma'ruf dan bernahi mungkar, serta menjauhkan dirinya dari perbuatan syirik yang tercela. Dan pada hakekatnya beladiri Tapak Suci adalah beladiri yang didasari pada penggunaan kecepatan, ketangkasan, Rasio, Iman serta Ketakwaan.
(Disampaikan pada acara Sarasehan Tapak Suci, 13 Agustus 1991
di Gedung Bina Manggala - Yogyakarta)



SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PENCAK SILAT
Pendahuluan
Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan Asteng (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam).
Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan) dan Filipina.
Penggabungan kata Pencak dan Silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan Silat di Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di Surakarta.
Sejak saat itu Pencak Silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai negara kemudian juga menggunakan istilah Pencak Silat.
Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta pada. tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan, kata Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah.

Di bawah ini secara singkat akan diuraikan beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi: sejarah, falsafah, jenis, aliran, perguruan dan pendekar Pencak silat, penelitian dan penulisan tentang Pencak Silat, pengembangan dan penyebaran Pencak Silat serta tantangan terhadap Pencak Silat. Keseluruhan uraian akan disimpulkan secara umum.
II. Sejarah Pencak Silat
Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan sarana. Diantara ciptaan manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan fisik, di antaranya adalah apa yang disebut "jurus" dan senjata.
"Jurus" adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri maupun menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan.
Masyarakat pribumi Asteng pada umumnya merupakan masyarakat agraris yang hubungan sosialnya dilaksanakan dengan sistem peguyuban. Warga masyarakat yang demikian mempunyai dasar pandangan dan kebijaksanaan hidup yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai serta kaidah-kaidah agama dan moral masyarakat. Dengan dasar itulah sistem paguyuban yang diperlukan bagi kehidupan agrarisnya dapat dilaksanakan dan ditegakkan.
Dalam kaitan dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah itu, "jurus" harus digunakan secara bertanggungjawab. Hal ini dapat terlaksana apabila si pengguna mampu mengendalikandiri. "Jurus" hanya boleh digunakan untuk pembelaan diri.
Di dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan berbagai cara dan sarana di antaranya
dengan pengembangan "jurus" ke dalam bentuk seni dan olahraga yang dapat memberikan kesejahteraan batin dan lahir.
Dalam perkembangan sosial dan budayanya, masyarakat pribumi Asteng telah menyerap pengaruh luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama maupun moral yang dijunjung tinggi. Berkaitan dengan itu,falsafah dari luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah tersebut,telah diserap dan digunakan untuk mengemas pandangan dan kebijaksanaan hidup masyarakat pribumi Asteng.
Dengan demikian jatidiri Pencak Silat ditentukan oleh tiga hal pokok sebagai satu kesatuan yakni :
  1. Budaya masyaraka-t pribumi Asteng sebagai sumber dan coraknya.
  2. Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaannya.
  3. Substansi Pencak Silat itu sendiri yang mempunyai aspek mental spiritual (pengendalian diri), beladiri, seni dan olahraga sebagai satu kesatuan.
Pencak Silat dengan jatidiri yang demikian baru ada sekitar abad ke-4 Masehi, yakni setelah adanya kerajaan-kerajaan yang merupakan pusat pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng. Pada jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu,kemudian Budha dan terakhir Islam, Pencak Silat dikembangkan dan menyebar luas.
Pada waktu sebagian besar kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng berada di bawah kekuasaan penjajah asing dari Eropa Barat, pendidikan Pencak Silat yang dipandang menanamkan jiwa nasionalis, telah dibatasi dan kemudian dilarang.
Tetapi kegiatan pendidikain Pencak Silat berjalan terus secara tertutup. Pada jaman pendudukan Jepang, Pemerintah yang berkuasa memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mengembangkan budayanya agar mendapat dukungan dalam perangnya melawan sekutu. Pada jaman ini, pendidikan Pencak Silat dilaksanakan seperti semula dan lebih meluas. Setelah kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng bebas dari kekuasaan asing dan lahir negara-negara yang merdeka dikawasan tersebut, perkembangan dan penyebaran Pencak Silat semakin pesat. Lebih-lebih setelah dibentuknya organisasi nasional Pencak Silat di sebagian dari negara-negara tersebut, yakni : Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA), Persekutuan Silat Singapura (PERSISI), Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam (PERSIB), Pencak Silat Association of Thailand (PSAT) dan Philippine Pencak Silat Association (PHILSILAT).
Di luar negara sumbernya, Pencak Silat juga berkembang dan nenyebar, lebih-lebih etelah dibentuknya Persekutuan Pencak Antarabangsa ( PERSILAT )
III. Falsafah Pencak Silat
Falsafah Pencak Silat dinamakan falsafah budi pekerti luhur. Hal ini disebabkan karena falsafah ini mengandung ajaran budi pekerti luhur. Falsafah budi pekerti luhur berpandangan bahwa masyarakat "tata-tentrem karta-raharja" (masyarakat yang aman-menentramkan dan sejahtera-membahagiakan) dapat terwujud secara maksimal apabila semua warganya berbudi pekerti luhur. Karena itu, kebijaksanaan hidup yang harus menjadi pegangan manusia adalah membentuk budi pekerti luhur dalam dirinya.
Budi adalah dimensi kejiwaan dinamis manusia yang berunsur cipta, rasa dan karsa. Ketiganya merupakan bentuk dinamis dari akal, rasa dan kehendak. Pekerti adalah budi yang terlihat dalam bentuk watak. Semuanya itu harus bersifat luhur, yakni ideal atau terpuji. Yang ingin dicapai dalam pembentukan budi pekerti luhur ini adalah kemampuan mengendalikan diri, terutama di dalam menggunakan "jurus".
"Jurus" hanya dapat digunakan untuk menegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan dalam rangka menjunjung tinggi nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama dan moral masyarakat maupun dalam rangka mewujudkan masyarakat "tata-tentrem karta-raharja." Dalam kaitan itu falsafah budi pekerti luhur dapat disebut juga sebagai Falsafah pengendalian diri.
Dengan budi pekertinya yang luhur atau kemampuan pengendalian dirinya yang tinggi, manusia akan dapat nemenuhi kewajiban luhurnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk alam semesta, yakni taqwa kepada Tuhannya, meningkatkan kualitas dirinya, menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan sendiri dan mencintai alam lingkungan hidupnya. Manusia yang demikian dapat disebut sebagai manusia yang taqwa, tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas. Manusia yang dapat memenuhi kewajiban luhurnya adalah manusia yang bermartabat tinggi.
IV. Jenis dan aliran Pencak Silat
Berdasarkan pada 4 aspek yang terdapat pada substansinya, wujud fisikal dan visual atau praktek pelaksanaan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 4 jenis. Praktek pelaksanaan dari masing-masing jenis Pencak Silat itu mempunyai tujuan tersendiri dan berdasarkan pada tujuan tersebut akan lebih menekankan pada salah satu aspek tertentu dengan tidak meniadakan aspek-aspek yang lain.
Keempat jenis Pencak Silat tersebut adalah :
  1. Pencak  Silat Mental-Spiritual atau Pencak Silat Pengendalian Diri (karena wujud fisikal dan visual mental-spiritual adalah pengendalian diri), yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperkuat kemampuan mengendalikan diri dan karena itu lebih menekankan pada aspek mental-spiritual.
  2. Pencak Silat Beladiri, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk pembelaan diri secara efektif dan karena itu lebih nenekankan pada aspek beladiri
  3. Pencak Silat Seni, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk mempertunjukkan keindahan gerak dan karena itu lebih menekankan pada aspek seni.
  4. Pencak Silat Olahraqa, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperoleh kesegaran jasmani dan prestasi keolahragaan dan karena itu lebih menekankan pada aspek olahraga.
Aspek-aspek yang tidak menjadi fokus masih tetap terlihat dengan kadar yang berbeda, ada yang jelas dan ada yang samar-samar. Karena itu, masing-masing jenis Pencak Silat itu tetap mempunyai 4 aspek sebagai satu kesatuan dan kebulatan. Masing-masing memiliki nilai-nilai etis (mental-spiritual), teknis (beladiri), estetis (seni) dan sportif (olahraga) sebagai satu kesatuan.
Praktek pelaksanaan "jurus" dari masing-masing jenis Pencak Silat dilakukan dengan gaya yang bermacam-macam. Gaya unik dengan ciri-cirinya yang menonjol dan mudah dibedakan dari gaya lainnya, disebut "aliran" Pencak Silat. Bagaimana pun wujud keunikan suatu gaya (aliran), nilai-nilai keempat aspek Pencak Silat, yakni etis, teknis, estetis dan sportif sebagai satu kesatuan tetap ada dan terlihat • Jika tidak, ia tidak mempunyai nilai sebagai aliran Pencak Silat. Membedakan aliran-aliran Pencak Silat tidak mudah dan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang ahli dan betul-betul memahami berbagai "jurus" Pencak Silat. Perbedaan aliran hanya menyangkut segi praktek fisikal dan tidak menyangkut segi mental-spiritual dan falsafah.
Dalam dunia Pencak Silat, aliran bukanlah faham atau mazhab. Karena itu jenis dan aliran Pencak Silat apapun tetap dijiwai falsafah budi pekerti luhur dan mempunyai aspek mental-spiritual sebagai aspek pengendalian diri.
Pada jenis Pencak Silat Beladiri, terdapat aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" dalam gaya pelaksanaan "jurus"nya. Tenaga supranatural yang disebut "tenaga dalam", "tenaga dasar" atau "tenaga tambahan" ini merupakan penguat "jurus" atau kekebalan badan. Adanya aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" telah memperkaya Pencak Silat.
V. Perguruan dan pendekar Pencak Silat
Pengertian perguruan Pencak Silat sering dikacaukan dengan aliran Pencak Silat. Perguruan Pencak Silat adalah lembaga pendidikan tempat berguru Pencak Silat. Berguru mempunyai konotasi belajar secara intensif yang prosesnya diikuti, dibimbing dan diawasi secara langsung dan tuntas oleh sang guru, sehingga orang yang berguru diketahui dengan jelas perkembangan kemampuannya, terutama kemampuan pengendalian dirinya atau budi pekertinya. Sang guru tidak akan mendidik, meningkatkan atau memperluas pendidikannya kepada seseorang yang mentalitasnya (kemampuan pengendalian diri atau budi pekertinya) dinilai tidak atau kurang memadai. Dalam kaitan itu, di waktu yang lalu tidak mudah bagi seseorang untuk menjadi murid atau anggota perguruan Pencak Silat. Ujian- ujian berat yang menyangkut sikap mental harus ditempuh lebih dulu dan lulus. Ditinjau dari segi jenis Pencak Silat yang diajarkan, maka terdapat 4 kategori perguruan Pencak Silat, yakni :
  1. Perguruan Pencak Silat Mental-Spiritual, yang menekankan pendidikannya secara intensif pada aspek mental-spiritual Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan pengendalian diri yang tinggi kepada murid atau anggotanya.
  2. Perguruan Pencak Silat Beladiri, yang menekankan pendidikannya pada aspek beladiri Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemahiran teknik beladiri yang tinggi tanpa atau dengan menggunakan berbagai macam senjata kepada murid atau anggotanya.
  3. Perguruan Pencak Silat Seni,  yang menekankan pendidikannya pada aspek. seni Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk keterampilan mempertunjukkan keindahan gerak Pencak Silat kepada murid atau anggotanya, tanpa atau dengan iringan musik tradisional serta tanpa atau dengan menggunakan senjata, sesuai dengan ketentuan "wiraga" (teknik gerak), "wirama" (irama gerak yang selaras, serasi dan seimbang) dan "wirasa" (pelembutan dan penghalusan teknik dan irama gerak melalui kreativitas dan improvisasi yang dilandasi rasa penghayatan).
  4. Perguruan Pencak Silat Olahraga, yang  menekankan pendidikannya pada aspek olahraga Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan mempraktekkan teknik- teknik Pencak Silat yang bernilai olahraga bagi kepentingan memelihara kesegaran jasmani atau pertandingan. Bagi kepentingan pertandingan, pendidikan disesuaikan dengan peraturan pertandingan yang berlaku.
Perguruan Pencak Silat Beladiri merupakan perguruan yang terbanyak, diantaranya ada yang mengajarkan "tenaga supernatural". Sejak tahun 1970-an, banyak perguruan Pencak Silat Beladiri yang mengajarkan Pencak Silat Olahraga untuk kepentingan pertandingan dengan tujuan agar murid atau anggotanya dapat mengikuti kejuaraan Pencak Silat Olahraga, karena hanya jenis Pencak Silat ini yang dipertandingkan. Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni tidak dipertandingkan tetapi dilombakan dalam bentuk pertunjukan dan peragaan. Ditinjau dari segi tuntutan perkembangan jaman, perguruan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 3 kelompok, yakni:
  1. Perguruan Pencak Silat tradisional, dengan ciri-cirinya yang menonjol antara lain:
    1. Pucuk pimpinan perguruan bersifat turun-temurun.
    2. Penerimaan calon murid melalui ujian seleksi dan masa percobaan yang ketat.
    3. Metoda pendidikan bersifat monologis.
    4. Pelanggaran terhadap disiplin perguruan dikenai sanksi pemecatan sebagai anggota.
    5. Tidak mengenal atribut-atribut maupun bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan pendidikannya.
    6. Tidak memungut iuran atau sumbangan dari anggotanya.
    7. Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan.
  2. 2. Perguruan Pencak Silat. modern, dengan ciri-ciri utamanya antara lain :
    1. Pimpinan dan pengurus perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang dipandang handal sebagai calon.
    2. Bersifat terbuka dan bebas dalam penerimaan calon murid.
    3. Tidak mengadakan masa percobaan tetapi masa pendidikan sebagai pemula.
    4. Metoda pendidikan bersifat dialogis dan analitis.
    5. Disiplin perguruan ditegakkan melalui penyadaran dengan argumen rasional.
    6. Mempunyai atribut-atribut dan bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan pendidikannya.
    7. Memungut iuran dan sumbangan dari anggotanya sebagai sumber dana untuk membiayai kegiatan perguruan.
  3.  Perguruan Pencak Silat: peralihan (transisional), dengan ciri-ciri pokoknya antara lain:
    1. Pucuk pimpinan turun-temurun tetapi anggota pengurus perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang handal sebagai calon.
    2. Penerimaan calon murid melalui seleksi dan yang diterima diberi Status sebagai anggota sementara.
    3. Metoda pendidikan bersifat dialogis terbatas dalam arti tidak menyangkut hal-hal yang prinsipiil.
    4. Disiplin perguruan ditegakkan melalui wejangan-wejangan.
    5. Mempunyai atribut-atribut dan bentuk-bentuk tulisan yang menyangkut perguruan dan pendidikannya secara terbatas.
    6. Tidak memungut iuran tetapi tidak menolak sumbangan dari anggotanya.
    7. Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan dan dari dana sumbangan.
Penanaman nilai-nilai falsafah dan pendidikan mental-spiritual di semua perguruan Pencak Silat tidak dilakukan secara khusus tetapi pada waktu dilaksanakan latihan dalam bentuk wejangan-wejangan singkat, pengucapan sumpah atau prasetya perguruan. Sesuai dengan •tuntutan perkembangan masyarakat yang semakin rasional, semua perguruan Pencak Silat tradisional dan peralihan akan berkembang dan berubah menjadi perguruan Pencak Silat modern dengan sifat pengelolaan dan pendidikannya yang relatif profesional.
Di Indonesia terdapat 10 perguruan Pencak Silat yang disebut perguruan historis. Kesepuluh perguruan tersebut adalah :
Setia Hati (SH), Setia Hati Terate (SHT), Perisai Diri (PD), Perisai Putih, Phasadja Mataram, PERPI Harimurti, Tapak Suci, Persatuan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI), Nusantara dan Putra Betawi.
Status historis disebabkan karena kesepuluh perguruan tersebut mempunyai hubungan kesejarahan dengan kelahiran dan perkembangan IPSI. Selain perguruan historis, di Indonesia terdapat juga perguruan besar. Yang menjadi ukuran adalah wilayah penyebaran dan jumlah anggota perguruan yang bersangkutan.
Yang termasuk perguruan besar di Indonesia antara lain:
Merpati Putih, Bangau Putih, Satria Muda Indonesia dan Kateda Indonesia.
Pimpinan perguruan Pencak Silat pada umumnya berkualifikasi pendekar, yakni suatu status tertinggi yang berkaitan dengan kemampuan pengamalan ajaran falsafah Pencak Silat secara konsisten dan konsekuen yang patut ditauladani sekaligus berkaitan juga dengan kemahiran dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat menurut kaidahnya. Di lingkungan perguruan modern, istilah pendekar telah digunakan sebagai gelar untuk tingkat penguasaan kemahiran Pencak Silat, diantaranya ada yang sifatnya berjenjang.
VI. Penelitian dan penulisan tentang Pencak Silat
Baik penelitian maupun penulisan ilmiah tentang Pencak Silat hingga sekarang belum banyak dilakukan. Penelitian dan penulisan yang pernah dilakukan pada umumnya difokuskan pada segi teknis Pencak Silat. Segi non—teknis kurang atau belum mendapat perhatian, pada hal keduanya merupakan satu kesatuan. Tulisan-tulisan tentang Pencak Silat yang cukup terkenal adalah hasil karya Amy Shapiro yang berjudul "Martial Arts Language" dan hasil karya Don F. Draeger yang berjudul "Weapons and Fighting Arts of the Indonesian Archipelago". Amy Shapiro dalam tulisannya itu membedakan Pencak dengan Silat dalam pengertiannya. Menurut dia, "literally Pencak means skilled and specialized body movements, and silat means to fight using pencak. Don F. Draeger juga membedakan pengertian Pencak dan Silat tetapi keduanya tak dapat dipisahkan. Menurut dia, berdasarkan pengertian orang Minangkabau, '"pencak is a skillful body movement in variations for self-defence and silat is the fighting application of pencak; silat cannot exist without pencak; pencak without silat is purposeless". Menurut penulis ini, kata pencak, berasal dari bahasa Mandarin Shantung "pung-cha". Dikatakan olehnya bahwa "Pung means to parry and cover an attacking action, while cha implies to finalize by striking (chopping) action. The first ideogram implies an avalanche force while the second implies pressing". Sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab Pendahuluan, kata Pencak dan Silat berasal dari bahasa masyarakat pribumi Asteng dan mempunyai pengertian yang sama. Hal ini sesuai dengan keterangan mengenai silat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwodarminto. Menurut Hisbullah Rachman dalam tulisannya yang berjudul "Sejarah Perkembangan Pencak Silat di Indonesia", pada masa jayanya kerajaan Sriwijaya, Universitas Nalanda di negara tersebut telah menjadi pusat pengembangan agama Budha dan sekaligus juga pusat penyebaran Pencak Silat. Banyak orang Cina yang mempelajari Pencak Silat dan menyebarkannya di negerinya.
Ligaya Fernando Amilbang dalam bukunya "Pangalay" (gerak yang indah) menulis tentang "Langka" di Filipina Selatan yang sama dengan Pencak Silat. Langka berarti langkah. Disebutkan adanya Langka Budjang, Langka Baluang, Langka Kuntaw, Langka Pansak (Pencak), Langka Silat, Langka Lima dan Langka Sayaw. Kesemuanya itu mempunyai ciri-ciri Pencak Silat Mental-spiritual, Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni. Menurut penulis ini, di Myanmar Langka disebut "Lai-ka". Tulisan-tulisan tentang Pencak Silat dalam bahasa Indonesia yang beredar cukup luas di Indonesia, antara lain hasil karya Mariyun Sudirohadiprojo, Moh. Djumali dan Januarno. Ketiganya menyangkut penuntun teknis pelajaran atau pelatihan Pencak Silat Olahraga.
Majalah "Pendekar" berbahasa Melayu yang diterbitkan di Kuala Lumpur, mengkhususkan diri pada informasi-informasi sekitar Pencak Silat. Majalah "Pencak Silat" yang diterbitkan oleh PB IPSI dan terbitan perdananya baru bulan Mei 1990, juga bersifat serupa. Informasi tentang •teknik-teknik Pencak Silat cukup banyak dimuat dalam beberapa majalah yang diterbitkan di berbagai negara.
VII. Perkembangan dan penyebaran Pencak Silat
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat dilakukan oleh perguruan-perguruan Pencak Silat. Setelah Perang Dunia ke-2, kegiatan perguruan-perguruan tersebut di Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam dikordinasikan oleh organisasi nasional Pencak Silat, yakni IPSI yang dibentuk pada tahun 1948, PERSISI yang dibentuk pada tahun 1976, PESAKA yang dibentuk pada tahun 1983 dan PERSIB yang dibentuk pada tahun 1987. Organisasi nasional Pencak Silat juga dibentuk di negara- negara lain. Untuk mengarahkan dan mengkordinasikan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara internasional, pada tanggal 11 Maret 1980 di Jakarta dibentuk Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT). Menurut konstitusinya, PERSILAT mempunyai 3 macam anggota, yakni :
  1. Anggota Pendiri, yang terdiri dari IPSI, PESAKA, PERSISI dan PERSIB.
  2. Anggota Gabungan, yang terdiri dari organisasi nasional Pencak Silat lainnya yang telah diakui oleh suatu badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat di negara yang bersangkutan dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
  3. Anggota Bersekutu, yang terdiri dari organisasi Pencak Silat yang belum diakui oleh badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat tetapi dinilai oleh PERSILAT dapat mewakili negaranya dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat diusahakan untuk dapat dilaksanakan secara simultan, meliputi segi fisik dan non-fisik (mental- Spiritual dan falsafah). Tetapi hal ini belum sepenuhnya terlaksana. Yang sudah terlaksana baru Pencak Silat olahraga. Ini pun segi non-fisiknya belum mantap.
Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Olahraga dilaksanakan antara lain dengan menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan. Di Indonesia setiap tahun diadakan kejuaraan nasional Pencak Silat untuk pesilat dewasa dan remaja secara berselang- seling, kecuali apabila dalam tahun yang bersangkutan diadakan PON (Pekan Olahraga Nasional) di mana Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan. Sejak tahun 1987, Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan dalam SEA Games. Dalam tahun- di mana Pencak Silat Olahraga ikutserta dalam SEA Games, IPSI juga tidak menyelenggarakan kejuaraan nasional. Setiap kejuaraan nasional selalu dimulai dari kejuaraan tingkat kecamatan. Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Seni dilaksanakan dengan menyelenggarakan festival atau lomba. Di Indonesia IPSI baru melaksanakannya secara nasional pada tahun 1982. Untuk mengefisienkan penyelenggaraan, festival atau lomba tersebut diintergrasikan dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Lomba Pencak Silat Beladiri sedang diusahakan untuk juga dapat diselenggarakan, yang akan diintegrasikan juga dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Pada setiap kesempatan kejuaraan nasional Pencak Silat Olahraga, di Indonesia selalu diadakan pertemuan dan pernbicaraan dalam rangka peningkatan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat. Pembicaraan serupa dalam tingkat kebijaksanaan, dilakukan dalam Munas (Musyawarah Nasional) yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Upaya lainnya yang telah dan akan dilakukan adalah Penataran Pelatih dan Wasit-Juri, penyempurnaan peraturan pertandingan, merumuskan standar nasional Pencak Silat Olahraga, kriteria penilaian lomba Pencak Silat Seni dan Pencak Silat Beladiri serta metoda pendidikan dan latihan Pencak Silat. Kejuaraan Pencak Silat Olahraga yang berskala internasional telah 6 kali dilaksanakan. Yang pertama dan kedua di Jakarta pada tahun 1982 dan 1984, yang ketiga di Wina pada tahun 1986, yang keempat di Kuala Lumpur pada tahun 1987, yang kelima di Singapura pada tahun 1988 dan yang keenam di Den Haag pada tahun 1990...**** Pada kesempatan itu juga dilaksanakan festival dan lomba Pencak Silat Seni dan pertemuan. Seminar Intemasional tentang Pencak Silat pernah diadakan, yakni pada kesempatan kejuaraan Internasional yang ke-IV di Kuala Lumpur. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi- informasi sekitar Pencak Silat di berbagai negara, antara lain tentang pengembangan dan penyebarannya.
Pencak Silat sekarang ini terdapat dan berkembang di 20 negara, yakni di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Austria, Jerman , Belgia, Denmark,
Swiss, Perancis, Yugoslavia, Spanyol, Inggris, Turki, Amerika Serikat, Suriname, Thailand, Filipina dan Australia.
Di beberapa negara lain sedang dirintis pengembangannya, antara lain di Myanmar, Kamboja, Laos dan Vietnam. Negara-negara ini berkeinginan untuk mengikuti pertandingan Pencak Silat Olahraga dalam SEA Games, diantaranya ada yang meminta bantuan pelatih dari Indonesia.
VIII.Tantangan terhadap Pencak Silat
Pencak Silat yang "terdapat di luar negara sumbernya belum seluruhnya berkualifikasi sebagai Pencak Silat, dalam arti memenuhi kriteria jatidirinya maupun kaidah pelaksanaannya yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu kesatuan. Di antara peminat Pencak Silat di luar negara sumbernya, ada yang berkecenderungan mempelajari Pencak Silat hanya segi fisikalnya saja dan kurang berminat mengetahui apalagi menghayati nilai-nilai falsafahnya yang menjiwainya dan nilai-nilai budaya yang mendasari maupun mewarnainya. Selama ini penyebaran pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat sebagai aturan dasar dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu kesatuan memang belum pernah dilakukan secara khusus. Usaha kearah itu sedang dirintis oleh IPSI, yanq juga akan dilakukan melalui PERSILAT. Sesuatu yang bernama Pencak Silat tetapi ujud prakteknya tidak menurut kaidah Pencak Silat (yang dijiwai nilai-nilai jatidiri Pencak Silat), dengan sendirinya tidak bernilai Pencak Silat menurut pengertian yang sebenarnya. Hal ini pada gilirannya akan menjatuhkan citra Pencak Silat. Disinilah letak tantangannya. Tantangan yang kedua berkaitan dengan mutu pertandingan Pencak Silat Olahraga yang masih belum memadai, bahkan kadang-kadang diwarnai oleh kericuhan , Kritik tajam mengenai hal ini sering terdengar. Hal itu akan dapat, bahkan mungkin telah menjatuhkan Citra Pencak Silat. Faktor penyebab yang utama adalah karena kurang dihayati dan dilaksanakannya kaidah Pencak Silat oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan. Penghayatan kaidah Pencak Silat harus dilandasi dengan pemahaman jatidiri Pencak Silat serta nilai- nilai-nilainya.
Selain itu, tujuan pertandingan juga belum dihayati. Diantara tujuan tersebut adalah mengembangkan dan memasyarakatkan Pencak Silat, mempererat persaudaraan dan persatuan serta meningkatkan citra Pencak Silat: dan menarik simpati (minat) masyarakat (nasional dan internasional) terhadap Pencak Silat. Tujuan tersebut harus menjadi motivasi dasar pihak-pihak yang terlibat dalam per-tandingan dalam melaksanakan fungsi dan peranannya. Gagasan Ketua Umum PB IPSI di dalam meningkatkan mutu pertandingan Pencak Silat: Olahraga adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih IPSI yang berasal dari perguruan-perguruan yang kemudian dikembalikan ke perguruan-perguruan untuk melatih anggotanya,-terutama mereka yang akan diikutsertakan dalam kejuaraan. Hanya pesilat yang telah mendapat latihan dari pelatih IPSI inilah yang boleh mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh IPSI. Nantinya gagasan ini akan di internasionalkan melalui PERSILAT. Gagasan lainnya adalah penciptaan Pertandingan Sistem Baru (PSB), yang sekarang ini sedang diujicoba. Di samping tantangan yang bersifat umum, masih terdapat tantangan yang bersifat khusus dalam kaitan dengan pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara utuh maupun pemeliharaan dan peningkatan citra Pencak Silat.
IX. Kesimpulan dan penutup
Dari keseluruhan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan umum sebagai berikut :
  1. Pencak Silat berasal dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asteng serta memiliki jatidiri tersendiri.
  2. Berdasarkan pada nilai-nilai falsafahnya, Pencak Silat pada hakikatnya adalah substansi dan sarana pendidikan rohani dan jasmani untuk membentuk manusia utuh yang berkualitas tinggi baik mental maupun fisikal.
  3. Tantangan-tantangan yang dapat menjatuhkan citra Pencak Silat perlu diatasi dengan penyebaran pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat, falsafah Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat serta meningkatkan jumlah pelatih Pencak Silat yang handal dan profesional.
Semoga uraian tentang nilai-nilai dan perkembangan Pencak Silat ini dapat memberikan tambahan pengetahuan sekitar Pencak Silat bagi mereka yang berminat.
**** Tahun 1992 Kejuaraan Dunia di Indonesia (Jakarta )
Tahun 1994 Kejuaraan Dunia di Thailand ( Hatyai )
Tahun 1997 Kejuaraan Dunia di Malaysia
Tahun 2000 Kejuaraan Dunia di Indonesia ( Jakarta )
Tahun 2002 Kejuaraan Dunia di Malaysia ( Penang )
Tahun 2004 Kejuaraan Dunia di Singapura
Sumber : PERSILAT


Nilai dan pengembangan Pencak Silat
Kadar

    Kata pengantar
    Sejarah Pencak Silat
    Filosofi dari Pencak Silat
    Jenis dan gaya Pencak Silat
    Sekolah-sekolah dan Pendekar Pencak Silat
    Penelitian dan dokumentasi Pencak Silat
    Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat
    Bahaya untuk Pencak Silat
    Kesimpulan dan Kata Akhir

Kata pengantar

Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak Silat dan memiliki arti yang sama dan membentuk bagian dari budaya bangsa dari ras Melayu, yang merupakan kelompok etnis dari penduduk asli Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

Pencak kata umumnya digunakan oleh penduduk dari pulau Jawa, sedangkan silat kata umumnya digunakan di daerah lain di Indonesia, serta di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

Kombinasi kata Pencak Silat dan dalam satu kata itu untuk pertama kalinya, seperti pada tahun 1948 di Surakarta, sebuah organisasi Asosiasi Pencak Silat Indonesia dan sekolah yang didirikan Ikatan Pencak Pencak Silat Indonesia (IPSI) (Indonesian Silat Association) disebut. Sejak tanggal tersebut, Pencak Silat digunakan di Indonesia sebagai nama resmi. Nama ini juga digunakan oleh sekolah-sekolah di banyak negara lain, pengajaran dan Indonesia Pencak Silat bentuk.

Pada tingkat internasional, Pencak Silat digunakan secara resmi sejak berdirinya Federasi Internasional di Jakarta pada tahun 1980 dengan nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT (International Pencak Silat Federation). Pencak Silat dan kata-kata, namun berdasarkan kebiasaan dialektis juga digunakan secara terpisah sebagai ekspresi individu.

Analisis berikut adalah ringkasan dari beberapa poin penting dalam pengembangan pencak silat: Sejarah, Filsafat, jenis, gaya, sekolah dan Pendekar, penelitian dan dokumentasi, pengembangan, distribusi dan Bedohungen untuk Pencak Silat. Analisis ini kemudian dirangkum dalam kesimpulan.
Sejarah Pencak Silat

Kebutuhan dasar masyarakat yang aman dan sejahtera. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ditemukan dan mengembangkan sumber daya manusia berbagai (teknik) dan peralatan. Penemuan yang berkaitan dengan keselamatan manusia adalah sarana dan peralatan untuk memerangi dan mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Sarana tersebut meliputi, antara lain, yang disebut Jurus dan senjata.

Jurus adalah teknik yang efektif fisik (fisik) gerakan untuk membela diri atau menyerang dengan atau tanpa senjata.
Ini bentuk awal sangat sederhana dan merupakan imitasi dari gerakan binatang disesuaikan dengan anatomi manusia. Akibatnya, ada pembangunan berkelanjutan, seiring dengan perkembangan budaya manusia. Senjata yang digunakan dikembangkan dengan cara yang sama. Kelompok etnis di kepulauan Melayu adalah masyarakat pertanian yang sosial identitas dibentuk oleh paguyuban yang disebut, sistem Bersama. Karakteristik sosial dan hubungan dari sistem seperti ini telah membentuk kebijaksanaan dan kehidupan, sesuai dengan nilai-nilai agama, prinsip-prinsip dan moral dari orang-orang memainkan prioritas tinggi.

Menurut sistem sosial tersebut harus Jurus secara bertanggung jawab diterapkan. Hal ini dapat dicapai hanya jika praktisi memiliki dirinya di bawah kendali. Jurus yang digunakan untuk pertahanan diri. Namun, manusia telah menemukan cara (teknik) dan peralatan dari berbagai jenis untuk mencapai kekayaan tertentu (atau kesejahteraan), misalnya, oleh Jurus dikembangkan menjadi olahraga seni yang dapat menyebabkan kesejahteraan baik fisik dan mental.

Dalam program pembangunan sosial dan budaya dari kelompok etnis di kepulauan Melayu telah menerima pengaruh asing dalam kehidupan mereka, yang berpadu serasi dengan nilai-nilai agama dan moral dan prinsip-prinsip. Dalam program pembangunan ini, filsafat Hindu telah terintegrasi dan digunakan dalam kontrol dan penerapan Jurus. Karena filosofi ini diterapkan pada budi pekerti Luhur atau budi pekerti luhur dirancang, juga disebut "filsafat moralitas luhur". Pengendalian diri dan aspek artistik dan olahraga dari Jurus berdasarkan nilai-nilai agama dan moral dan prinsip-prinsip filsafat disebut Pencak Silat.

Identitas Pencak Silat karena itu ditentukan oleh tiga hal utama:

    Budaya kelompok etnis di kepulauan Melayu sebagai sumber dan penataan.
    The "filsafat etika luhur" sebagai semangat dan motivasi dari aplikasi mereka.
    Substansi Pencak Silat itu sendiri, yang datang melalui mental spiritual (self-control), aspek artistik dan olahraga dan aspek bela diri ke unit.

Identitas Pencak Silat datang 4th Century, ketika kerajaan mantan adalah pusat kebudayaan pembangunan di daerah, kelompok etnis yang tinggal di kepulauan Melayu. Selama ini, dalam penyebaran budaya Hindu keluar, kemudian, Budha, Islam, dan akhirnya, belajar Pencak Silat, perkembangan yang signifikan dan penyebaran.

Sebagai kelompok etnis di kepulauan Melayu berada di bawah kekuasaan kekuatan kolonial Eropa Barat, pelajaran Pencak Silat dibatasi dan kemudian dilarang karena filosofi ini dipandang sebagai sarana untuk memperkuat tren nasional. Selama pendudukan Jepang, pemerintah kolonial memungkinkan pengembangan bebas dari budaya dukungan rakyat dalam perang melawan Sekutu aman. Pada saat itu, Pencak Silat diajarkan lagi pada awal dan menikmati sirkulasi yang lebih luas.

Setelah kelompok-kelompok etnis telah di Kepulauan Melayu dibebaskan dari kekuasaan asing dan negara-negara merdeka (Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam) muncul, mengambil pertumbuhan dan penyebaran Pencak Silat terlalu banyak, terutama setelah pembentukan Pencak Nasional organisasi Silat di negara-negara: Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) - Indonesian Pencak Silat Association Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) - Malaysia National Silat Federation, Persekutuan Silat Singapore (persisi) - Singapore Silat Federation, Persekutuan Silat Brunei Darussalam (Persib) - Brunei Darussalam Silat Federation.

Pencak Silat menyebar melampaui negara asli, terutama setelah pembentukan Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT) - International Pencak Silat Association.
Filosofi dari Pencak Silat

Filosofi dari Pencak Silat juga merupakan filosofi budi pekerti Luhur (budi pekerti luhur), karena difokuskan pada etika yang sempurna. Menurut filsafat ini, masyarakat yang damai, aman, tertib dan sejahtera dapat dibuat hanya jika semua anggota mematuhi Kode Etik diselesaikan. Dengan demikian, kehidupan yang harus dibuat pada prinsip, yaitu membentuk budi pekerti luhur seperti itu. Budi adalah aspek psikologis yang dinamis, yang mencakup unsur-unsur Cipta, rasa dan Karsa. Ketiga adalah bentuk yang paling dinamis akal (intelek), rasa (sensitivitas) dan kehendak (Will). Budi (mentalitas) adalah sejenis pekerti (karakter) dianggap. Semua fitur tersebut harus Luhur (mulia / lengkap / sempurna). Apa yang harus dicapai oleh pembentukan tersebut etika selesai, kapasitas untuk pengendalian diri, terutama dalam penggunaan teknologi (Jurus) gerakan fisik yang efektif untuk membela diri atau menyerang. Jurus hanya boleh digunakan untuk pelestarian kebenaran (validitas), kejujuran dan keadilan, sehubungan dengan semangat keagamaan dan kematian manusia, serta menciptakan tata-tentrem Masyarakat karta-rahaja (masyarakat, damai aman, tertib dan sejahtera).

Dengan kata lain, filsafat etika dapat disebut sebagai self-dikendalikan filsafat. Dengan ini akhlaq yang mulia (etika) dan kemampuan pengendalian diri, adalah mungkin bagi manusia untuk memenuhi kewajiban yang tinggi moralnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, sosial dan makhluk yang universal, yaitu, untuk mengabdikan diri kepada Allah, untuk meningkatkan kualitas pribadinya, kepentingan masyarakat untuk bertanya tentang kepentingan sendiri dan mencintai habitat seseorang. Seorang pria yang dapat memenuhi kewajiban yang mulia moral, adalah orang martabat yang besar.
Jenis dan gaya Pencak Silat

Berdasarkan aspek dalam substansi Pencak Silat nya dapat dibagi menjadi empat jenis. Pelaksanaan masing-masing jenis Pencak Silat memiliki tujuan sendiri, dan karena tujuan ini, desain akan menekankan aspek tertentu, tetapi meninggalkan tanpa aspek lain selain.

Empat jenis Pencak Silat adalah:

    Mental-spiritual Pencak Silat Pencak Silat atau pribadi dikendalikan, yang eksekusi memiliki tujuan meningkatkan kemampuan pengendalian diri dan karena itu menekankan aspek mental-spiritual yang lebih.
    Pencak Silat untuk pertahanan diri, eksekusi yang memiliki tujuan pertahanan yang efektif dan oleh karena itu aspek pertahanan diri lebih menyoroti.
    Seni Pencak Silat, yang eksekusi memiliki tujuan untuk menunjukkan keindahan gerakan, dan karena itu aspek artistik lebih menyoroti.
    Sporty Pencak Silat, yang eksekusi memiliki tujuan kebugaran fisik dan prestasi atletik dan karena itu menekankan aspek olahraga yang lebih.

Yang lainnya, tidak menempati aspek sentral dapat diukur dengan derajat yang berbeda kepentingan, beberapa di antaranya yang jelas, yang lain tersembunyi. Semua jenis Pencak Silat memiliki aspek karena itu selalu empat yang dianggap sebagai satu unit.

Pencak Silat memiliki gaya yang berbeda (Aliran). Sebuah Aliran atau gaya memiliki bentuk yang khas dan unik dengan karakteristik tertentu dan dapat dibedakan dari Aliran lainnya. Seperti biasa, pelaksanaan gaya tertentu, nilai-nilai dari empat aspek Pencak Silat, yakni Etika, teknologi, estetika dan olahraga sebagai satu unit, harus hadir dan terlihat. Jika hal ini tidak terjadi, nilai-nilai Pencak Silat tidak terjawab.

Hal ini tidak mudah untuk membedakan gaya Pencak Silat, dan hanya para ahli yang memahami individu "Jurus" teknik Pencak Silat benar-benar mampu. Perbedaan gaya hanya mempengaruhi aspek pelatihan fisik dan bukan aspek mental-spiritual dan filosofis. Seperti biasa, tapi gaya dan jenis Pencak Silat mungkin, ada selalu terinspirasi oleh usia filsafat etika dan memiliki aspek mental-spiritual sebagai aspek pengendalian diri.

Ketika Pencak Silat pembelaan diri, ada gaya yang menggunakan kekuatan gaib untuk melaksanakan teknologi Jurus mereka. Ini Illustrasi Tenaga (= kekuatan batin) atau Tenaga tambahan (= kekuatan ekstra) adalah jenis memperkuat Jurus atau kerentanan fisik. Ada penjelasan teoritis untuk ini "kesaktian" dan cara di mana kapasitas ini tercapai, deklarasi dan bukti tidak didasarkan pada hasil penelitian ilmiah intensif.
Sekolah-sekolah dan Pendekar Pencak Silat

Pentingnya Pencak Silat sekolah sering bingung dengan gaya Pencak Silat. The Pencak Silat-sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan di mana Anda berguru atau mahasiswa dari Pencak Silat dapat.
Berguru atau murid-muridnya, pentingnya studi terkait intensif (learning) dan proses yang diarahkan diamati secara langsung dan benar-benar oleh guru dan dipantau, sehingga kemajuan kemampuan siswa dan moralitas dapat ditelusuri dengan jelas. Guru mengajar tidak ada siswa yang dianggap tidak layak mentalitas. Untuk alasan ini, itu tidak mudah di masa lalu, seorang mahasiswa atau anggota dari sebuah sekolah Pencak Silat menjadi. Tes sulit dan panjang pada sikap mental yang dilakukan sebelum seorang mahasiswa mengaku.

Menurut jenis instruksi Pencak Silat ada empat kategori sekolah Pencak Silat:

    Mental-spiritual Pencak Silat sekolah yang menempatkan penekanan pada aspek mental-spiritual Pencak Silat dan adalah untuk memberikan tingkat tinggi kemampuan pengendalian diri pada siswa atau anggota.
    Sekolah Pencak Silat pembelaan diri, dengan fokus pada aspek membela diri dan untuk memberikan tingkat tinggi keterampilan teknis untuk membela diri, dengan atau tanpa senjata.
    Seni Pencak-Silat sekolah yang berfokus mengajar pada aspek artistik Pencak Silat dan melayani tujuan hervorzustreichen keindahan gerakan dalam pelaksanaan Pencak Silat, dengan atau tanpa iringan musik tradisional dan dengan atau tanpa menggunakan senjata, sesuai dengan Aturan wiraga (body teknik gerakan dasar), wirasa (kreativitas dan improvisasi), yang membuat gerakan tubuh yang lebih indah, dan wirama (harmoni dan konsistensi gerakan dan irama musik yang menyertainya).
    The School of Sport Pencak Silat, yang mengajar berfokus pada aspek olahraga Pencak Silat untuk tujuan pelatihan teknik Pencak Silat dengan status atletik dan untuk pelatihan fisik atau kompetisi. Untuk tujuan kompetisi, instruksi disesuaikan dengan aturan yang berlaku keterlibatan.

Sekolah-sekolah Pencak Silat pembelaan diri yang paling populer dan terkenal dari semua, diajarkan beberapa "kekuatan batin" atau kemampuan daya tahan fisik dan yang sejenis. Sejak tahun 70-an, ada banyak pertahanan diri sekolah dan olahraga Pencak Silat mengajarkan kepada siswa mereka untuk bentuk kompetisi dan dengan demikian memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam olahraga kejuaraan di Pencak Silat. dalam kompetisi bela diri dan seni Pencak Silat juga (internasional) diadakan.

Menurut persyaratan modern pengembangan Pencak Silat dapat dibagi ke dalam tiga kelompok berikut:

    Tradisional Pencak Silat sekolah, utamanya karakteristik adalah sebagai berikut:
        Manajemen senior dari sekolah diwariskan.
        Pencantuman siswa didasarkan pada tes selektif dan masa percobaan yang ketat.
        Metode pengajaran adalah monolog.
        Pelanggaran peraturan sekolah akan dihukum dengan pemberhentian siswa.
        Hukum dan peraturan sekolah dan pendidikan tidak ditetapkan secara tertulis.
        Tidak ada biaya atau biaya yang dipungut oleh anggota.
        Biaya pemeliharaan sekolah berasal dari manajer (pemilik) dikenakan.
    Ciri utama dari sekolah Pencak Silat modern termasuk:
        Direktur dan staf sekolah yang dipilih dari para anggota skuad yang dianggap kandidat handal.
        Asupan siswa terbuka untuk semua dan bebas.
        Tidak ada masa percobaan, tetapi pendidikan dasar dianggap sebagai tahap pertama.
        Metode pendidikan interaktif dan analitis.
        Aturan sekolah diberlakukan oleh teguran dengan argumen yang masuk akal.
        Ada pedoman dan instruksi secara tertulis yang berkaitan dengan sekolah dan kelas.
        Ini biaya atau biaya yang dikenakan oleh anggota, untuk menutup biaya sekolah.
    Fitur utama dari transisi pencak silat-sekolah meliputi:
        Jalur ini diwariskan, namun para pejabat sekolah dipilih dari para anggota skuad yang dianggap kandidat handal.
        Perekaman dilakukan dengan memilih siswa, dan orang-orang yang dicatat akan menerima status keanggotaan sementara.
        Metode pengajaran adalah dialog terbatas, yaitu tidak ada hal mendasar yang ditangani.
        Aturan sekolah dijelaskan dalam pidato pengantar.
        Ada pedoman dan petunjuk secara tertulis dalam jumlah terbatas di depan kelas dan sekolah.
        Ini tidak akan mengangkat semua biaya sekolah, kontribusi sukarela dari para anggota yang tidak ditolak.
        Biaya pemeliharaan ditanggung oleh pemimpin dan oleh kontribusi.

Pengajaran nilai-nilai filosofis dan pelajaran moral dan spiritual tidak semua Pencak Silat sekolah yang dilakukan secara terpisah, tetapi akan diajarkan selama pelatihan dalam bentuk instruksi singkat, dimana juga sumpah kesetiaan dan kesetiaan yang disumpah untuk sekolah.

Mengingat tuntutan peningkatan pembangunan sosial adalah semua sekolah Silat tradisional dan transisi Pencak di sekolah modern, akan dikonversi dengan aspek profesional manajemen dan pendidikan. Secara umum, kualifikasi para direktur Pencak Silat Pendekar sekolah, yang merupakan status tertinggi klasifikasi sesuai dengan tingkat keterampilan dan sesuai dengan aturan (prinsip), atau doktrin filosofis Pencak Silat, yang harus diikuti sebagai contoh bersinar.

Dalam masyarakat modern, Pendekar sekolah istilah digunakan sebagai judul atau gelar, yang diberikan ketika tingkat tinggi dicapai dalam keterampilan bela diri. Judul Pendekar dapat diterjemahkan sebagai "master". Seringkali tingkat "Guru" masih dibagi menjadi tahapan yang berbeda. Level ini mirip dengan Jepang "Dan".
Penelitian dan dokumentasi Pencak Silat

Sampai saat ini, tidak ada penelitian ilmiah lengkap atau dokumentasi Pencak Silat. Secara umum dapat dikatakan bahwa penelitian yang ada dan dokumentasi difokuskan pada aspek teknis Pencak Silat. The non-aspek teknis telah diperlakukan sedikit atau tidak, meskipun kedua aspek harus dipertimbangkan sebagai satu unit.

Buku-buku yang paling banyak digunakan pada Pencak Silat adalah karya Amy Shapiro, berjudul "Martial Arts Language" (Bahasa dari seni bela diri) dan F. Don Draeger pekerjaan "Senjata dan Seni Pertempuran di kepulauan Indonesia" (senjata dan seni bela diri di kepulauan Indonesia) .

Dalam buku oleh Amy Shapiro dari / membedakan penulis / di Pencak Silat dan kepentingan mereka. Menurut r / Penulis / di Pencak harfiah berarti gerakan tubuh yang berpengalaman dan khusus, dan Silat berjuang menggunakan Pencak. Don F. Draeger juga membuat dalam bukunya perbedaan antara Pencak Silat dan, kedua aspek tersebut tidak dipisahkan. Menurutnya, yang didasarkan pada kepercayaan orang Minangkabau, Pencak adalah gerakan artistik tubuh dengan variasi dalam membela diri, dan Silat adalah aplikasi tempur Pencak, Silat tidak dapat eksis tanpa Pencak, Pencak tanpa Silat kehilangan tujuannya. Kata berasal dari Pencak "pung-cha" dari bahasa Shandong. "Pung" berarti menangkis tindakan serangan dan penutup sebagai "cha" mengindikasikan pemutusan dengan kejutan (Hau) tindakan. Bagian pertama dari sebuah kata menunjukkan kekuatan jatuh, sedangkan bagian kedua dari kata menunjukkan lebih kekuatan yang mendorong.

Menurut penjelasan yang diberikan dalam kata pengantar, bagaimanapun, kata-kata Pencak Silat dari bahasa kelompok etnis yang berasal di Kepulauan Melayu dan keduanya memiliki arti yang sama. Hal ini juga konsisten dengan Deklarasi silat di WJS Poerwodarminto menyusun kamus pertandingan.

Dalam bukunya Sejarah Perkembangan Pencak Silat Sel Indonesia (Sejarah perkembangan Pencak Silat di Indonesia) di era mulia dari kerajaan Sriwijaya menulis Hizbullah Rachman bahwa Universitas Nalanda di negara itu untuk pusat pengembangan iman Buddhis dan titik awal dari menjadi penyebaran Pencak Silat adalah. Banyak orang Cina datang ke sana untuk belajar Pencak Silat dan kemudian menyebar di negara mereka.
Buku-buku yang paling penting pada Pencak Silat dalam bahasa Indonesia, yang dengan sendirinya secara luas di Indonesia, ditulis oleh Mariyun Sudirohadiprodjo, Moh Djumali dan Januarno.
Semua tiga buku berisi panduan teknis untuk belajar dan berlatih olahraga Pencak Silat. Dalam bahasa Melayu worded dan diterbitkan di Malaysia majalah "Pendekar" memberikan informasi pada perhatian Pencak Silat khusus. Majalah "Pencak Silat", diterbitkan oleh Pengurus Besar (Badan Pusat Republik Indonesia Pencak Silat Association, Komite Sentral dari Indonesia Pencak Silat Association), diterbitkan publikasi pertamanya pada bulan Mei 1990, berkaitan dengan aspek-aspek ini juga. Informasi tentang teknik Pencak Silat juga dapat ditemukan di berbagai majalah di berbagai negara.
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat

Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Pencak Silat dilakukan oleh sekolah. Setelah Perang Dunia Kedua, kegiatan sekolah-sekolah di Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam masing-masing oleh Pencak Silat Nasional organisasi terkoordinasi di setiap negara: IPSI didirikan pada tahun 1948, persisi, didirikan pada tahun 1976, PESAKA, didirikan pada tahun 1983 dan Persib, didirikan pada tahun 1987.

Di negara lain nasional Pencak Silat organisasi didirikan. Untuk mengkoordinasikan berbagai upaya untuk pengembangan dan penyebaran Pencak Silat di tingkat internasional pada 11 Didirikan pada Maret 1980 di Jakarta, Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT), yaitu International Pencak Silat Federation atau International Pencak Silat Association. Menurut statuta organisasi ini, ada tiga jenis keanggotaan dalam PERSILAT:

    Anggota Pendiri atau anggota pendiri yang terdiri dari IPSI, PESAKA, persisi dan Persib.
    Anggota Gabungan atau Anggota Afiliasi: Pencak Silat-organisasi nasional yang menjadi anggota dari sebuah organisasi olahraga nasional dan telah diterima sebagai anggota PERSILAT.
    Anggota Bersekutu atau Anggota Asosiasi: Pencak Silat organisasi yang belum menjadi anggota sebuah organisasi olahraga nasional, tetapi mereka berhak PERSILAT aturan untuk mewakili negara mereka dan telah diakui sebagai anggota PERSILAT adalah.

The Pencak Silat Jerman Asosiasi "Pencak Silat Union Germany" (pbrew) adalah anggota asosiasi PERSILAT. Semua upaya untuk pengembangan dan penyebaran secara bersamaan harus mempertimbangkan, aspek fisik spiritual dan filosofis. Tujuan ini belum sepenuhnya tercapai. Hanya dalam olahraga Pencak Silat dalam hal ini bisa menjadi sukses direkam.

Pengembangan dan penyebaran olahraga Pencak Silat adalah, antara lain, melalui penyelenggaraan kejuaraan. Di Indonesia, menyelenggarakan Kejuaraan IPSI, bergantian untuk orang dewasa dan remaja, kecuali pada tahun-tahun ketika Nasional Pekan Olahraga berlangsung di olahraga Pencak Silat juga menjadi tuan rumah. Sejak tahun 1987, Pencak Silat juga merupakan bagian dari SEA Games. Pada tahun-tahun Pencak Silat akan digelar di SEA Games, yang diselenggarakan IPSI tidak ada kejuaraan nasional. Setiap kejuaraan nasional selalu dimulai dengan kejuaraan kabupaten.

Upaya untuk mengembangkan dan menyebarluaskan seni Pencak Silat yang ada dalam melakukan kompetisi dan festival. Di Indonesia pada tahun 1982, sebuah kompetisi nasional diadakan. Untuk melaksanakan persiapan secara efisien, festival tersebut diadakan bersamaan dengan kejuaraan dalam olahraga Pencak Silat. Akhir-akhir ini, ada upaya untuk membela diri Pencak Silat menunjukkan juga dalam acara-acara.

Acara setiap kejuaraan nasional di olahraga Pencak Silat di Indonesia, selalu ada diskusi tentang bagaimana Pencak Silat dapat dikembangkan intens dan meluas. Strategi demikian juga dalam diskusi Muna (Musyawarah Nasional - National Conference), yang diadakan setiap empat tahun sekali, digelar. Upaya lain dalam arah ini meliputi pelatihan pelatih, wasit atau hakim, penciptaan aturan persaingan dan perumusan standar nasional untuk olahraga Pencak Silat, kriteria evaluasi untuk seni dan kompetisi pertahanan diri di Pencak Silat dan metode pengajaran dan pelatihan bagi Pencak Silat umumnya.

Hal ini juga Pencak Silat Kejuaraan akan dimainkan di tingkat internasional. Yang pertama dan kedua peristiwa ini diadakan dalam tahun 1982 dan 1984 di Jakarta, ketiga berlangsung di Wina pada tahun 1986, keempat tahun 1987 di Kuala Lumpur, dan kelima pada tahun 1988 di Singapura. Untuk semua Kejuaraan Dunia berlangsung pada saat yang sama, persaingan dalam seni pencak silat. Kejuaraan lainnya diadakan sebagai berikut:
1990 Den Haag
1.992 Jakarta
1.994 Hatyai (Thailand)
1.997 Kuala Lumpur
2.000 Brunei
2.002 Kuala Lumpur

Pencak Silat adalah hari di banyak negara kecuali di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam (empat negara dianggap sebagai negara asal Pencak Silat) dioperasikan dan dikembangkan.

Di beberapa negara Asia, ada perkembangan Pencak Silat pada tahap awal, misalnya di Myanmar, Laos, Vietnam dan Filipina. Negara-negara ini ingin berpartisipasi pada kompetisi Pencak Silat pada kesempatan SEA Games di Manila XVI pada tahun 1991, beberapa di antaranya telah meminta Pencak Silat pelatih dari Indonesia.
Bahaya untuk Pencak Silat

Jika Pencak Silat dioperasikan di luar negara asal, sehingga itu biasanya tidak memenuhi syarat sebagai Pencak Silat, dipahami dalam arti dari misinya untuk memenuhi kriteria identitas atau prinsip-prinsip aplikasi mereka, nilai-nilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu unit.

Di antara penggemar Pencak Silat luar negara asal, ada orang-orang yang ingin belajar hanya aspek fisik Pencak Silat dan yang tidak sangat tertarik dalam mempelajari dan merekam nilai-nilai filosofis yang menginspirasi Pencak Silat, dan nilai-nilai budaya yang Pencak Silat didasarkan.

Penyebaran pengetahuan mengenai identitas dan prinsip-prinsip Pencak Silat, sebagai aturan dasar untuk pelaksanaan Pencak Silat dengan nilai-nilai etis, teknis, estetis dan olahraga sampai sekarang tidak pernah dilakukan secara khusus. Upaya ke arah ini sedang dibuat oleh IPSI, yang diselenggarakan lagi oleh PERSILAT.
Mereka olahraga yang memang disebut Pencak Silat, tapi tidak dengan pertandingan Pencak Silat dalam bentuk praktis secara otomatis akan kehilangan semua nilai Pencak Silat dalam arti sejati mereka.
Fakta ini kembali memburuk citra dan reputasi Pencak Silat, dan di situlah letak bahaya.

Ancaman kedua menyangkut kualitas kompetisi olahraga Pencak Silat, yang tidak dapat dikatakan memadai, adalah ya bahkan terkadang dirusak oleh perselisihan. Kritik tajam sering berisik dalam hal ini. Hal ini mungkin sudah memperburuk reputasi Pencak Silat. Alasan utama adalah kenyataan bahwa prinsip-prinsip (aturan) dari Pencak Silat tidak diserap secara mendalam dan oleh peserta dalam kompetisi tersebut tidak sepenuhnya diterapkan. Penyerapan mendalam prinsip-prinsip (aturan) dari Pencak Silat harus didasarkan pada pemahaman identitas Pencak Silat dan nilai-nilainya. Jika tidak, target kompetisi tidak dipahami. Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk memperkuat, antara lain, pengembangan dan promosi Pencak Silat, persaudaraan dan persatuan, untuk memperkuat citra Pencak Silat dan membangkitkan simpati dan bunga untuk Pencak Silat nasional dan internasional.

Tujuan-tujuan ini harus menjadi motivasi utama dari para peserta dalam sebuah kompetisi. Ide komite sentral Indonesia Pencak Silat Association adalah kualitas Pencak Silat olahraga kontes meningkatkan dengan meningkatkan jumlah dan meningkatkan kualitas pelatih IPSI yang berasal dari sekolah Pencak Silat dan ada melatih anggotanya, khususnya anggota, yang kemudian dikirim ke kejuaraan.

Hanya pejuang pesilat atau silat yang telah diajarkan oleh seorang pelatih IPSI harus diizinkan untuk berpartisipasi dalam kejuaraan yang diselenggarakan oleh IPSI tersebut. Dalam waktu dekat, ini harus ditegakkan oleh PERSILAT secara internasional. Ide lain adalah untuk menciptakan sebuah sistem kompetitif baru.
Kesimpulan dan Kata Akhir

Berdasarkan analisis di atas, kesimpulan berikut dapat ditarik:

    Pencak Silat berasal dari dan merupakan bagian dari budaya etnis dari orang-orang Melayu dan memiliki identitasnya sendiri.
    Karena nilai-nilai filosofis Pencak Silat dapat dilihat dasarnya sebagai bahan dan peralatan pelatihan mental dan fisik untuk mengembangkan Kode sifat manusia dengan mental yang tinggi dan kualitas fisik.
    Bahaya yang mengancam citra Pencak Silat, harus diatasi dengan menyebarkan pengetahuan tentang identitas Pencak Silat dan dengan meningkatkan jumlah pelatih yang mampu, terlatih dan profesional Pencak Silat.

Semoga analisis tentang nilai-nilai dan pengembangan Pencak Silat untuk memperluas pengetahuan kita tentang Pencak Silat berguna bagi siapa saja yang tertarik.



Sejarah Tapak Suci
Di Banjarnegara, Jawa Tengah, Kiyai Haji (K.H.) Syuhada pada tahun 1872 memiliki seorang putera yang diberi nama Ibrahim. Sejak kecil ia menerima ilmu pencak dari ayahnya. Ibrahim tumbuh menjadi Pendekar yang menguasai pencak ragawi dan batin / inti tetapi sekaligus Ulama yang menguasai banyak ilmu, kemudian berganti nama menjadi K.H. Busyro Syuhada.
Pada awalnya K.H.Busyro Syuhada mempunyai 3 murid, yaitu :
  • Achyat ( adik misan ), yang kemudian dikenal dengan K.H. Burhan
  • M.Yasin ( adik kandung ), yang dikenal dengan K.H. Abu Amar Syuhada
  • Soedirman, yang dikemudian hari mencapai pangkat Jenderal dan pendiri Tentara 
Nasional Indonesia, bahkan bergelar Panglima Besar Soedirman.
Pada tahun 1921 di Yogyakarta, bertemulah K.H. Busyro Syuhada dengan kakak beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib. Dalam kesempatan itu mereka adu ilmu pencak antara M. Wahib dan M. Burhan. Kemudian A. Dirnyati dan M. Wahib dengan pengakuan yang tulus  mengangkat K.H. Busyro Syuhada sebagai guru dan mewarisi ilmu pencak dari K.H. Busyro Syuhada yang kemudian menetap di Kauman. Menelusuri jejak gurunya, Ahmad Dimyati mengembara ke barat sedang M. Wahib mengembara ketimur sampai ke Madura untuk menjalani adu kaweruh ( uji ilmu ). Pewaris ilmu banjaran, mewarisi juga sifat-sifat gurunya M. Wahib sebagaimana K.H. Busyro Syuhada, bersifat keras, tidak kenal kompromi, suka adu kaweruh. Untuk itu sangat menonjol nama M. Wahib dari pada  A. Dimyati. Sedang A. Dimyati yang banyak dikatakan ilmunya lebih tangguh dari pada adiknya M. Wahib tetapi karena pendiam dan tertutup maka tidak banyak kejadian-kejadian yang dialami. Sebagaimana M. Burhan yang mempunyai sifat dan pembawaan sama dengan A. Dimyati.
K. H. Busyro Syuhada pernah menjadi guru pencak untuk kalangan bangsawan dan keluarga Kraton Yogyakarta. Salah satu diantara muridnya adalah R.M. Harimurti, seorang pangeran kraton, yang dikemudian hari beberapa muridnya mendirikan perguruan–perguruan pencak silat yang beraliran Harimurti.
Kauman, Seranoman dan Kasegu
Pendekar Besar KH Busyro Syuhada memberi wewenang kepada pendekar binaannya, A. Dimyati dan M. Wahib untuk membuka perguruan dan menerima murid. Perguruan baru yang didirikan pada tahun 1925 itu diberi nama Perguruan "Kauman", yang beraliranBanjaran.
Perguruan Kauman mempunyai peraturan bahwa murid yang telah selesai menjalani pendidkan dan mampu mengembangkan ilmu pencak silat diberikan kuasa untuk menerima murid.
M. Syamsuddin yang menjadi murid kepercayaan Pendekar Besar M..Wahib diangkat sebagai pembantu utama; dan dizinkan menerima murid. Kemudian mendirikan perguruan ”Seranoman".  Perguruan Kauman menetapkan menerima siswa baru, setelah siswa tadi lulus menjadi murid di Seranoman. Perguruan Seranoman melahirkan pendekar muda Moh. Zahid, yang juga lulus menjalani pendidikan di perguruan Kauman. Moh. Zahid yang menjadi murid angkatan ketiga (3) bahkan berhasil pula mengembangkan pencak silat yang berintikan kecepatan; kegesitan, dan ketajaman gerak. Tetapi murid ketiga ini pada tahun 1948, wafat pada usia yang masih sangat muda. Tidak sempat mendirikan perguruan baru tetapi berhasil melahirkan murid, Moh. Barie lrsjad.
Pendekar Besar KH Busyro Syuhada berpulang ke Rahmatullah pada bulan Ramadhan 1942. Pendekar Besar KH Busyro Syuhada bahkan tidak sempat menyaksikan datangnya perwira Jepang, Makino, pada tahun 1943 yang mengadu ilmu beladirinya dengan pencak silat andalannya. Makino mengakui kekurangannya dan menyatakan menjadi murid Perguruan Kauman sekaligus menyatakan masuk Islam kemudian berganti nama menjadi Omar Makino. Pada tahun 1948 Pendekar Besar KH Burhan gugur bersama dengan 20 muridnya dalam pertempuran dengan tentara Belanda di barat kota Yogyakarta. Kehilangan besar pesilatnya menjadikan perguruan Kauman untuk beberapa sa’at berhenti kegiatannya dan tidak menampakkan akan muncul lagi Pendekar. Moh. Barie lrsjad sebagai murid angkatan keenam (6) yang dinyatakan lulus dari tempaan ujian Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati kemudian dalam perkembangan berikutnya mendirikan perguruan "Kasegu"
Kalau perguruan-perguruan sebelumnya diberi nama sesuai dengan tempatnya. Perguruan Kasegu diberikan nama sesuai dengan senjata yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barie Irsjad.
Lahirnya Tapak Suci
Moh. Barie lrsjad akhirnya mengeluarkan gagasan agar semua aliran Banjaran yang sudah berkembang dan terpecah-pecah dalam berbagai perguruan, disatukan kembali ke wadah tunggal.
Pendekar Besar M. Wahib merestui berdirinya satu Perguruan yang menyatukan seluruh perguruan di Kauman. Restu diberikan dengan pengertian Perguruan nanti adalah kelanjutan dari Perguruan Kauman yang didirikan pada tahun 1925 yang berkedudukan di Kauman.
Pendekar M. Wahib mengutus 3 orang muridnya. dan M. Syamsuddin mengirim 2 orang muridnya untuk bergabung. Maka Pendekar M. Barie Irsjad bersama sembilan anak murid menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan Perguruan.
Dasar-dasar perguruan Kauman yang dirancang oleh Moh. Barie lrsjad, Moh. Rustam Djundab dan Moh. Djakfal Kusuma menentukan nama Tapak Suci. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dikonsep oleh Moh Rustam Djundab. Do’a dan lkrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang Perguruan diciptakan oleh Moh. Fahmie Ishom, lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Suja', lambang Regu Inti "Kosegu" diciptakan Adjib Hamzah. Sedang bentuk dan warna pakaian dibuat o!eh Moh. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.
Maka pada tanggal 31 Juli 1963 lahirlah Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci


Tidak ada komentar:

Posting Komentar