KEILMUAN
SENI BELADIRI TAPAK SUCI
SEBUAH
TINJAUAN SINGKAT
Oleh :
M. Barie Irsyad
(Pendekar Besar Tapak Suci)
l. PENDAHULUAN
Ilmu beladiri telah lama dikenal oleh bangsa
Indonesia, bahkan berpuluh - puluh tahun sebelum Indonesia merdeka, nenek
moyang kita telah mampu meletakkan dasar - dasar keilmuan beladiri. Sebagai
warisan budaya bangsa ilmu beladiri akhirnya berkembang pesat, tidak
ketinggalan pula di kampung Kauman, beberapa tahun sebelum kelahiran Tapak
Suci, berbagai macam aliran telah pula tumbuh dan berkembang dengan pesat.,
serta melahirkan generasi - generasi penerus ilmu tersebut.
Pada dasarnya, ilmu beladiri terdiri dari dua
macam aliran, yaitu :
- llmu
beladiri bardasarkan akal sehat (rasional)
- Ilmu
beladiri berdasarkan rasa (emosi)
Akal berfungsi sebagai wadah penghimpun ilmu
Allah yang tidak terbatas, bahkan semakin lama semakin dapat dikembangkan. Ilmu
adalah penemuan yang tidak diragukan lagi kebenarannya, dan ditemukan melalui
proses uji coba. Ilmu beladiri adalah ilmu untuk kesejahteraan dunia dan
akhirat yang berdasarkan prinsip -prinsip beladiri, yaitu membela diri sendiri,
dan bila mampu juga dapat membela orang lain. Sedangkan rasa (emosi) jika tidak
dikendalikan dapat mematikan akal, sehingga kegiatan yang hanya berdasarkan rasa
belaka, semata - mata hanya akan mengumbar nafsu dan emosi manusia.
II. PEMAHAMAN BELADIRI TAPAK SUCI
A. KEKUATAN
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, suci dan
bersih, dosa terjadi setelah seorang manusia dipandang mampu menggunakan akal
dan pikirannya ( dewasa ) sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk. Dalam menjalani hidupnya
Manusia mulai mengenal beberapa macam kekuatan, yaitu
- kekuatan
alam;
- kekuatan
manusia yang timbul dari dalam diri manusia dan
- kekuatan
yang berasal dari Allah yang dapat berbentuk rahmat ataupun
mukjizat/karomah yang kesemuanya merupakan sunatullah.
A.1. Kekuatan Alam
Kekuatan yang dikandung oleh sifat fisis alam, dan
masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan. Bumi yang dianggap memiliki
kekuatan dahsyat., karena sanggup mengangkat tanah dan batu-batu, menghasilkan
grafitasi dan sebagainya, namun dalam ukuran yang seimbang, tenaga bumi kalah
kuat dengan tenaga besi, tenaga besi masih kalah dengan tenaga api, adapun
tenaga api kalah dengan tenaga air, tenaga air yang dapat mengalahkan tenaga
api dan tenaga bumi, masih kalah dengan udara (gas). Udara dapat menimbulkan
gelombang, kemudian udara tersebut akan mengatur gerak gelombang itu, tetapi
sekuat-kuatnya udara, masih kalah kuat dengan "getaran Listrik".
Pergeseran getaran listrik negatif dengan positif di udara akan menggoncangkan
udara.
A.2. Kekuatan Manusia
Kita sebagai umat Islam mempercayai bahwa manusia
berasal dari Tanah (sari bumi). Sari bumi yang dimakan oleh manusia, pada
proses selanjutnya sari bumi tersebut dialirkan keseluruh tubuh dengan zat besi
yang selanjutnya terjadi proses pembakaran, proses pembakaran sangat
membutuhkan zat oksigen, selain itu manusia juga membutuhkan air untuk
menyambung kelangsungan hidupnya, air tersebut berasal dari minuman,
buah-buahan, dan sebagainya. Selain itu semua manusia juga mempunyai kekuatan
listrik yang berpusat di Otak atau Syaraf, sehingga lndera dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa pada
hakekatnya, dalam diri manusia terdapat semua sumber "kekuatan alam".
A.3. Kekuatan yang berasal dari
Allah
Sernua kekuatan yang ada di burm terutama kekuatan
yang dipunyai manusia biasa merupakan kekuatan yang berasal dari Allah 5WT,
yaitu dalam bentuk rahmat dan karunia Nya. Kita cukup berbahagia dikarunia
tubuh yang lengkap dengan fungsinya masing -masing. Fungsi masing - masing
organ tubuh yang dapat digunakan dengan tepat, panca indira serta kemampuan
manusia untuk berihtiar mencari keselamatan dunia dan akhirat merupakan
kekuatan yang berasal dari Allah SWT dan tiada ternilai.
B. ILMU BELADIRI TAPAK SUCI
Ilmu beladiri Tapak Suci mempunyai ciri khas
tersendiri dibandingkan dengan Perguruan Pencak Silat yang lain, Tapak Suci
merupakan Pencak Silat murni tradisional, karena menghimpun berbagai ilmu
pencak silat, dan mengungkapkan ilmu-ilmu tersebut. Ilmu beladiri Tapak Suci
termasuk aliran Rasional, yang memanfaatkan kemampuan akal, dengan memfungsikan
kegunaan fisik beserta perangkatnya yang ada dalam tubuh manusia, sehingga
dapat berfungsi secara tepat antara organ yang ada kaitannya satu dengan
lainnya, serta saling isi mengisi, pada saat dibutuhkan.
Karena terbatasnya kemampuan akal, maka akal harus
diisi dengan ilmu yang serba menyelamatkan manusia, dengan tidak mengabaikan
peranan wahyu Allah, namun berusaha melaksanakan pesan pengarahan Allah.
Dalam dunia persilatan ada dua macarn “tenaga” yang
digunakan untuk membela dirinya dari ancaman makhluk lain, yaitu;
1) Tenaga luar, dan
Pengertian tenaga luar menurut masyarakat pada umumnya
adalah gerakan yang dilakukan oleh gerakan tubuh, namun menurut pengertian
beladiri adalah tenaga yang dikomando oleh akal.
2) Tenaga dalam (dulu lebih dikenal
dengan sebutan tenaga cadangan)
Menurut
pengertian masyarakat pada umumnya, tenaga dalam adalah kekuatan terpadu antara
jasmani dengan kesadaran yang berhubungan dengan konsentrasi. Kekuatan Tenaga
Dalam di Tapak Suci adalah perpaduan antara kekuatan fisik dengan kesadaran
(konsentrasi), serba organis, tahu manfaat ketika menggunakannya, sadar fikiran
serta inderanya, dan dilatih secara kontinyu.
Ilmu yang dituangkan dalam Tapak Suci berdasarkan pada
kecepatan dan ketepatan, sehingga di Perguruan Tapak Suci tidak diajarkan
mantera-mantera, lelaku, puasa khusus untuk mencapai ilmu tertentu dan
sebagainya, tapi semua ilmu yang diajarkan selama ini adalah ilmu yang
berdasarkan pada rasio. Adapun tinggi rendahnya kemampuan siswa maupun anggota
Tapak Suci berdasarkan pada ketekunan individu tersebut.
C. PENUTUP
Dasar keilmuan Tapak Suci sudah jelas adanya, yaitu
tidak akan lepas dari sifat manusia sebagai kalifatullah di bumi, serta yang
tidak pernah lepas dari Al-Qur'an dan Sunah Rasul. Dengan kenyataan tersebut
sumber keilmuan Tapak Suci lebih dititik beratkan kepada pengertian manusia
sebagaimana pengertian yang dikandung Al-Qur'an serta tanggung jawabnya sebagai
hamba Nya untuk selalu beramar ma'ruf dan bernahi mungkar, serta menjauhkan
dirinya dari perbuatan syirik yang tercela. Dan pada hakekatnya beladiri Tapak
Suci adalah beladiri yang didasari pada penggunaan kecepatan, ketangkasan,
Rasio, Iman serta Ketakwaan.
(Disampaikan pada acara Sarasehan Tapak Suci, 13
Agustus 1991
di Gedung Bina Manggala - Yogyakarta)
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
PENCAK SILAT
Pendahuluan
Pencak Silat
adalah kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan
merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara (Asteng),
yakni kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara di
kawasan Asteng (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos,
Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam).
Kata Pencak
biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata
Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di
Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan) dan
Filipina.
Penggabungan
kata Pencak dan Silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada
waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan
Silat di Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat
IPSI pada tahun 1948 di Surakarta.
Sejak saat
itu Pencak Silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang
mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai negara kemudian juga
menggunakan istilah Pencak Silat.
Di dunia
internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi
Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa,
disingkat PERSILAT, di Jakarta pada. tahun 1980. Walaupun demikian, karena
kebiasaan, kata Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah.
Di bawah ini
secara singkat akan diuraikan beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi:
sejarah, falsafah, jenis, aliran, perguruan dan pendekar Pencak silat, penelitian
dan penulisan tentang Pencak Silat, pengembangan dan penyebaran Pencak Silat
serta tantangan terhadap Pencak Silat. Keseluruhan uraian akan disimpulkan
secara umum.
II. Sejarah Pencak Silat
Kebutuhan
paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan
sarana. Diantara ciptaan manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan, adalah
cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan fisik, di antaranya adalah apa yang disebut
"jurus" dan senjata.
"Jurus"
adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri maupun
menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat
sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan
dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan
perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan.
Masyarakat
pribumi Asteng pada umumnya merupakan masyarakat agraris yang hubungan
sosialnya dilaksanakan dengan sistem peguyuban. Warga masyarakat yang demikian
mempunyai dasar pandangan dan kebijaksanaan hidup yang sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai serta kaidah-kaidah agama dan moral masyarakat. Dengan dasar itulah
sistem paguyuban yang diperlukan bagi kehidupan agrarisnya dapat dilaksanakan
dan ditegakkan.
Dalam kaitan
dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah itu, "jurus" harus digunakan
secara bertanggungjawab. Hal ini dapat terlaksana apabila si pengguna mampu
mengendalikandiri. "Jurus" hanya boleh digunakan untuk pembelaan
diri.
Di dalam
memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan berbagai
cara dan sarana di antaranya
dengan
pengembangan "jurus" ke dalam bentuk seni dan olahraga yang dapat
memberikan kesejahteraan batin dan lahir.
Dalam
perkembangan sosial dan budayanya, masyarakat pribumi Asteng telah menyerap
pengaruh luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama maupun
moral yang dijunjung tinggi. Berkaitan dengan itu,falsafah dari luar yang
selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah tersebut,telah diserap dan
digunakan untuk mengemas pandangan dan kebijaksanaan hidup masyarakat pribumi
Asteng.
Dengan
demikian jatidiri Pencak Silat ditentukan oleh tiga hal pokok sebagai satu
kesatuan yakni :
- Budaya masyaraka-t pribumi
Asteng sebagai sumber dan coraknya.
- Falsafah budi pekerti luhur
sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaannya.
- Substansi Pencak Silat itu
sendiri yang mempunyai aspek mental spiritual (pengendalian diri),
beladiri, seni dan olahraga sebagai satu kesatuan.
Pencak Silat
dengan jatidiri yang demikian baru ada sekitar abad ke-4 Masehi, yakni setelah
adanya kerajaan-kerajaan yang merupakan pusat pengembangan budaya di kawasan
hidup masyarakat pribumi Asteng. Pada jaman kerajaan ini, mula-mula
Hindu,kemudian Budha dan terakhir Islam, Pencak Silat dikembangkan dan menyebar
luas.
Pada waktu
sebagian besar kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng berada di bawah
kekuasaan penjajah asing dari Eropa Barat, pendidikan Pencak Silat yang
dipandang menanamkan jiwa nasionalis, telah dibatasi dan kemudian dilarang.
Tetapi
kegiatan pendidikain Pencak Silat berjalan terus secara tertutup. Pada jaman
pendudukan Jepang, Pemerintah yang berkuasa memberikan keleluasaan kepada rakyat
untuk mengembangkan budayanya agar mendapat dukungan dalam perangnya melawan
sekutu. Pada jaman ini, pendidikan Pencak Silat dilaksanakan seperti semula dan
lebih meluas. Setelah kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng bebas dari
kekuasaan asing dan lahir negara-negara yang merdeka dikawasan tersebut,
perkembangan dan penyebaran Pencak Silat semakin pesat. Lebih-lebih setelah
dibentuknya organisasi nasional Pencak Silat di sebagian dari negara-negara
tersebut, yakni : Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Silat
Kebangsaan Malaysia (PESAKA), Persekutuan Silat Singapura (PERSISI),
Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam (PERSIB), Pencak Silat
Association of Thailand (PSAT) dan Philippine Pencak Silat Association
(PHILSILAT).
Di luar negara
sumbernya, Pencak Silat juga berkembang dan nenyebar, lebih-lebih etelah
dibentuknya Persekutuan Pencak Antarabangsa ( PERSILAT )
III. Falsafah Pencak Silat
Falsafah
Pencak Silat dinamakan falsafah budi pekerti luhur. Hal ini disebabkan karena
falsafah ini mengandung ajaran budi pekerti luhur. Falsafah budi pekerti luhur
berpandangan bahwa masyarakat "tata-tentrem karta-raharja"
(masyarakat yang aman-menentramkan dan sejahtera-membahagiakan) dapat terwujud
secara maksimal apabila semua warganya berbudi pekerti luhur. Karena itu,
kebijaksanaan hidup yang harus menjadi pegangan manusia adalah membentuk budi
pekerti luhur dalam dirinya.
Budi adalah
dimensi kejiwaan dinamis manusia yang berunsur cipta, rasa dan karsa. Ketiganya
merupakan bentuk dinamis dari akal, rasa dan kehendak. Pekerti adalah budi yang
terlihat dalam bentuk watak. Semuanya itu harus bersifat luhur, yakni ideal
atau terpuji. Yang ingin dicapai dalam pembentukan budi pekerti luhur ini
adalah kemampuan mengendalikan diri, terutama di dalam menggunakan
"jurus".
"Jurus"
hanya dapat digunakan untuk menegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan dalam
rangka menjunjung tinggi nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama dan moral
masyarakat maupun dalam rangka mewujudkan masyarakat "tata-tentrem
karta-raharja." Dalam kaitan itu falsafah budi pekerti luhur dapat disebut
juga sebagai Falsafah pengendalian diri.
Dengan budi
pekertinya yang luhur atau kemampuan pengendalian dirinya yang tinggi, manusia
akan dapat nemenuhi kewajiban luhurnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk pribadi,
mahluk sosial dan mahluk alam semesta, yakni taqwa kepada Tuhannya,
meningkatkan kualitas dirinya, menempatkan kepentingan masyarakat di atas
kepentingan sendiri dan mencintai alam lingkungan hidupnya. Manusia yang
demikian dapat disebut sebagai manusia yang taqwa, tanggap, tangguh, tanggon
dan trengginas. Manusia yang dapat memenuhi kewajiban luhurnya adalah manusia
yang bermartabat tinggi.
IV. Jenis dan aliran Pencak Silat
Berdasarkan
pada 4 aspek yang terdapat pada substansinya, wujud fisikal dan visual atau
praktek pelaksanaan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 4 jenis. Praktek
pelaksanaan dari masing-masing jenis Pencak Silat itu mempunyai tujuan
tersendiri dan berdasarkan pada tujuan tersebut akan lebih menekankan pada
salah satu aspek tertentu dengan tidak meniadakan aspek-aspek yang lain.
Keempat
jenis Pencak Silat tersebut adalah :
- Pencak Silat
Mental-Spiritual atau Pencak Silat Pengendalian Diri (karena wujud fisikal
dan visual mental-spiritual adalah pengendalian diri), yang praktek
pelaksanaannya bertujuan untuk memperkuat kemampuan mengendalikan diri dan
karena itu lebih menekankan pada aspek mental-spiritual.
- Pencak Silat Beladiri, yang
praktek pelaksanaannya bertujuan untuk pembelaan diri secara efektif dan
karena itu lebih nenekankan pada aspek beladiri
- Pencak Silat Seni, yang praktek
pelaksanaannya bertujuan untuk mempertunjukkan keindahan gerak dan karena
itu lebih menekankan pada aspek seni.
- Pencak Silat Olahraqa, yang
praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperoleh kesegaran jasmani dan
prestasi keolahragaan dan karena itu lebih menekankan pada aspek olahraga.
Aspek-aspek
yang tidak menjadi fokus masih tetap terlihat dengan kadar yang berbeda, ada
yang jelas dan ada yang samar-samar. Karena itu, masing-masing jenis Pencak
Silat itu tetap mempunyai 4 aspek sebagai satu kesatuan dan kebulatan.
Masing-masing memiliki nilai-nilai etis (mental-spiritual), teknis (beladiri),
estetis (seni) dan sportif (olahraga) sebagai satu kesatuan.
Praktek
pelaksanaan "jurus" dari masing-masing jenis Pencak Silat dilakukan
dengan gaya yang bermacam-macam. Gaya unik dengan ciri-cirinya yang menonjol
dan mudah dibedakan dari gaya lainnya, disebut "aliran" Pencak Silat.
Bagaimana pun wujud keunikan suatu gaya (aliran), nilai-nilai keempat aspek
Pencak Silat, yakni etis, teknis, estetis dan sportif sebagai satu kesatuan
tetap ada dan terlihat • Jika tidak, ia tidak mempunyai nilai sebagai aliran
Pencak Silat. Membedakan aliran-aliran Pencak Silat tidak mudah dan hanya dapat
dilakukan oleh mereka yang ahli dan betul-betul memahami berbagai
"jurus" Pencak Silat. Perbedaan aliran hanya menyangkut segi praktek
fisikal dan tidak menyangkut segi mental-spiritual dan falsafah.
Dalam dunia
Pencak Silat, aliran bukanlah faham atau mazhab. Karena itu jenis dan aliran
Pencak Silat apapun tetap dijiwai falsafah budi pekerti luhur dan mempunyai
aspek mental-spiritual sebagai aspek pengendalian diri.
Pada jenis
Pencak Silat Beladiri, terdapat aliran yang menggunakan "tenaga
supernatural" dalam gaya pelaksanaan "jurus"nya. Tenaga
supranatural yang disebut "tenaga dalam", "tenaga dasar"
atau "tenaga tambahan" ini merupakan penguat "jurus" atau
kekebalan badan. Adanya aliran yang menggunakan "tenaga supernatural"
telah memperkaya Pencak Silat.
V. Perguruan dan pendekar Pencak Silat
Pengertian
perguruan Pencak Silat sering dikacaukan dengan aliran Pencak Silat. Perguruan
Pencak Silat adalah lembaga pendidikan tempat berguru Pencak Silat. Berguru
mempunyai konotasi belajar secara intensif yang prosesnya diikuti, dibimbing
dan diawasi secara langsung dan tuntas oleh sang guru, sehingga orang yang
berguru diketahui dengan jelas perkembangan kemampuannya, terutama kemampuan
pengendalian dirinya atau budi pekertinya. Sang guru tidak akan mendidik,
meningkatkan atau memperluas pendidikannya kepada seseorang yang mentalitasnya
(kemampuan pengendalian diri atau budi pekertinya) dinilai tidak atau kurang
memadai. Dalam kaitan itu, di waktu yang lalu tidak mudah bagi seseorang untuk
menjadi murid atau anggota perguruan Pencak Silat. Ujian- ujian berat yang
menyangkut sikap mental harus ditempuh lebih dulu dan lulus. Ditinjau dari segi
jenis Pencak Silat yang diajarkan, maka terdapat 4 kategori perguruan Pencak
Silat, yakni :
- Perguruan Pencak Silat
Mental-Spiritual, yang menekankan pendidikannya secara intensif pada aspek
mental-spiritual Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan
pengendalian diri yang tinggi kepada murid atau anggotanya.
- Perguruan Pencak Silat
Beladiri, yang menekankan pendidikannya pada aspek beladiri Pencak Silat
dengan tujuan untuk membentuk kemahiran teknik beladiri yang tinggi tanpa
atau dengan menggunakan berbagai macam senjata kepada murid atau
anggotanya.
- Perguruan Pencak Silat Seni,
yang menekankan pendidikannya pada aspek. seni Pencak Silat dengan
tujuan untuk membentuk keterampilan mempertunjukkan keindahan gerak Pencak
Silat kepada murid atau anggotanya, tanpa atau dengan iringan musik
tradisional serta tanpa atau dengan menggunakan senjata, sesuai dengan
ketentuan "wiraga" (teknik gerak), "wirama" (irama
gerak yang selaras, serasi dan seimbang) dan "wirasa"
(pelembutan dan penghalusan teknik dan irama gerak melalui kreativitas dan
improvisasi yang dilandasi rasa penghayatan).
- Perguruan Pencak Silat
Olahraga, yang menekankan pendidikannya pada aspek olahraga Pencak
Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan mempraktekkan teknik- teknik
Pencak Silat yang bernilai olahraga bagi kepentingan memelihara kesegaran
jasmani atau pertandingan. Bagi kepentingan pertandingan, pendidikan
disesuaikan dengan peraturan pertandingan yang berlaku.
Perguruan
Pencak Silat Beladiri merupakan perguruan yang terbanyak, diantaranya ada yang
mengajarkan "tenaga supernatural". Sejak tahun 1970-an, banyak
perguruan Pencak Silat Beladiri yang mengajarkan Pencak Silat Olahraga untuk
kepentingan pertandingan dengan tujuan agar murid atau anggotanya dapat
mengikuti kejuaraan Pencak Silat Olahraga, karena hanya jenis Pencak Silat ini
yang dipertandingkan. Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni tidak
dipertandingkan tetapi dilombakan dalam bentuk pertunjukan dan peragaan.
Ditinjau dari segi tuntutan perkembangan jaman, perguruan Pencak Silat dapat
dikategorikan dalam 3 kelompok, yakni:
- Perguruan Pencak Silat
tradisional, dengan ciri-cirinya yang menonjol antara lain:
- Pucuk pimpinan perguruan
bersifat turun-temurun.
- Penerimaan calon murid melalui
ujian seleksi dan masa percobaan yang ketat.
- Metoda pendidikan bersifat
monologis.
- Pelanggaran terhadap disiplin
perguruan dikenai sanksi pemecatan sebagai anggota.
- Tidak mengenal atribut-atribut
maupun bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan
pendidikannya.
- Tidak memungut iuran atau
sumbangan dari anggotanya.
- Kegiatan perguruan dibiayai
oleh pimpinan.
- 2. Perguruan Pencak Silat.
modern, dengan ciri-ciri utamanya antara lain :
- Pimpinan dan pengurus
perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang dipandang handal
sebagai calon.
- Bersifat terbuka dan bebas
dalam penerimaan calon murid.
- Tidak mengadakan masa
percobaan tetapi masa pendidikan sebagai pemula.
- Metoda pendidikan bersifat
dialogis dan analitis.
- Disiplin perguruan ditegakkan
melalui penyadaran dengan argumen rasional.
- Mempunyai atribut-atribut dan
bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan pendidikannya.
- Memungut iuran dan sumbangan
dari anggotanya sebagai sumber dana untuk membiayai kegiatan perguruan.
- Perguruan Pencak Silat:
peralihan (transisional), dengan ciri-ciri pokoknya antara lain:
- Pucuk pimpinan turun-temurun
tetapi anggota pengurus perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan
yang handal sebagai calon.
- Penerimaan calon murid melalui
seleksi dan yang diterima diberi Status sebagai anggota sementara.
- Metoda pendidikan bersifat
dialogis terbatas dalam arti tidak menyangkut hal-hal yang prinsipiil.
- Disiplin perguruan ditegakkan
melalui wejangan-wejangan.
- Mempunyai atribut-atribut dan
bentuk-bentuk tulisan yang menyangkut perguruan dan pendidikannya secara
terbatas.
- Tidak memungut iuran tetapi
tidak menolak sumbangan dari anggotanya.
- Kegiatan perguruan dibiayai
oleh pimpinan dan dari dana sumbangan.
Penanaman
nilai-nilai falsafah dan pendidikan mental-spiritual di semua perguruan Pencak
Silat tidak dilakukan secara khusus tetapi pada waktu dilaksanakan latihan
dalam bentuk wejangan-wejangan singkat, pengucapan sumpah atau prasetya
perguruan. Sesuai dengan •tuntutan perkembangan masyarakat yang semakin
rasional, semua perguruan Pencak Silat tradisional dan peralihan akan
berkembang dan berubah menjadi perguruan Pencak Silat modern dengan sifat
pengelolaan dan pendidikannya yang relatif profesional.
Di Indonesia
terdapat 10 perguruan Pencak Silat yang disebut perguruan historis. Kesepuluh
perguruan tersebut adalah :
Setia Hati
(SH), Setia Hati Terate (SHT), Perisai Diri (PD), Perisai Putih, Phasadja
Mataram, PERPI Harimurti, Tapak Suci, Persatuan Pencak Seluruh Indonesia
(PPSI), Nusantara dan Putra Betawi.
Status
historis disebabkan karena kesepuluh perguruan tersebut mempunyai hubungan
kesejarahan dengan kelahiran dan perkembangan IPSI. Selain perguruan historis,
di Indonesia terdapat juga perguruan besar. Yang menjadi ukuran adalah wilayah
penyebaran dan jumlah anggota perguruan yang bersangkutan.
Yang
termasuk perguruan besar di Indonesia antara lain:
Merpati
Putih, Bangau Putih, Satria Muda Indonesia dan Kateda Indonesia.
Pimpinan
perguruan Pencak Silat pada umumnya berkualifikasi pendekar, yakni suatu status
tertinggi yang berkaitan dengan kemampuan pengamalan ajaran falsafah Pencak
Silat secara konsisten dan konsekuen yang patut ditauladani sekaligus berkaitan
juga dengan kemahiran dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat menurut kaidahnya.
Di lingkungan perguruan modern, istilah pendekar telah digunakan sebagai gelar
untuk tingkat penguasaan kemahiran Pencak Silat, diantaranya ada yang sifatnya
berjenjang.
VI. Penelitian dan penulisan tentang Pencak Silat
Baik
penelitian maupun penulisan ilmiah tentang Pencak Silat hingga sekarang belum
banyak dilakukan. Penelitian dan penulisan yang pernah dilakukan pada umumnya
difokuskan pada segi teknis Pencak Silat. Segi non—teknis kurang atau belum
mendapat perhatian, pada hal keduanya merupakan satu kesatuan. Tulisan-tulisan
tentang Pencak Silat yang cukup terkenal adalah hasil karya Amy Shapiro yang
berjudul "Martial Arts Language" dan hasil karya Don F. Draeger yang
berjudul "Weapons and Fighting Arts of the Indonesian Archipelago".
Amy Shapiro dalam tulisannya itu membedakan Pencak dengan Silat dalam
pengertiannya. Menurut dia, "literally Pencak means skilled and
specialized body movements, and silat means to fight using pencak. Don F. Draeger
juga membedakan pengertian Pencak dan Silat tetapi keduanya tak dapat
dipisahkan. Menurut dia, berdasarkan pengertian orang Minangkabau,
'"pencak is a skillful body movement in variations for self-defence and
silat is the fighting application of pencak; silat cannot exist without pencak;
pencak without silat is purposeless". Menurut penulis ini, kata pencak,
berasal dari bahasa Mandarin Shantung "pung-cha". Dikatakan olehnya
bahwa "Pung means to parry and cover an attacking action, while cha
implies to finalize by striking (chopping) action. The first ideogram implies
an avalanche force while the second implies pressing". Sebagaimana telah
dikemukakan dalam Bab Pendahuluan, kata Pencak dan Silat berasal dari bahasa
masyarakat pribumi Asteng dan mempunyai pengertian yang sama. Hal ini sesuai
dengan keterangan mengenai silat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun
oleh W.J.S. Poerwodarminto. Menurut Hisbullah Rachman dalam tulisannya yang
berjudul "Sejarah Perkembangan Pencak Silat di Indonesia", pada masa
jayanya kerajaan Sriwijaya, Universitas Nalanda di negara tersebut telah
menjadi pusat pengembangan agama Budha dan sekaligus juga pusat penyebaran
Pencak Silat. Banyak orang Cina yang mempelajari Pencak Silat dan
menyebarkannya di negerinya.
Ligaya Fernando
Amilbang dalam bukunya "Pangalay" (gerak yang indah) menulis tentang
"Langka" di Filipina Selatan yang sama dengan Pencak Silat. Langka
berarti langkah. Disebutkan adanya Langka Budjang, Langka Baluang, Langka
Kuntaw, Langka Pansak (Pencak), Langka Silat, Langka Lima dan Langka Sayaw.
Kesemuanya itu mempunyai ciri-ciri Pencak Silat Mental-spiritual, Pencak Silat
Beladiri dan Pencak Silat Seni. Menurut penulis ini, di Myanmar Langka disebut
"Lai-ka". Tulisan-tulisan tentang Pencak Silat dalam bahasa Indonesia
yang beredar cukup luas di Indonesia, antara lain hasil karya Mariyun
Sudirohadiprojo, Moh. Djumali dan Januarno. Ketiganya menyangkut penuntun
teknis pelajaran atau pelatihan Pencak Silat Olahraga.
Majalah
"Pendekar" berbahasa Melayu yang diterbitkan di Kuala Lumpur,
mengkhususkan diri pada informasi-informasi sekitar Pencak Silat. Majalah
"Pencak Silat" yang diterbitkan oleh PB IPSI dan terbitan perdananya
baru bulan Mei 1990, juga bersifat serupa. Informasi tentang •teknik-teknik Pencak
Silat cukup banyak dimuat dalam beberapa majalah yang diterbitkan di berbagai
negara.
VII. Perkembangan dan penyebaran Pencak Silat
Pengembangan
dan penyebaran Pencak Silat dilakukan oleh perguruan-perguruan Pencak Silat.
Setelah Perang Dunia ke-2, kegiatan perguruan-perguruan tersebut di Indonesia,
Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam dikordinasikan oleh organisasi
nasional Pencak Silat, yakni IPSI yang dibentuk pada tahun 1948, PERSISI yang
dibentuk pada tahun 1976, PESAKA yang dibentuk pada tahun 1983 dan PERSIB yang
dibentuk pada tahun 1987. Organisasi nasional Pencak Silat juga dibentuk di
negara- negara lain. Untuk mengarahkan dan mengkordinasikan upaya pengembangan
dan penyebaran Pencak Silat secara internasional, pada tanggal 11 Maret 1980 di
Jakarta dibentuk Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT). Menurut
konstitusinya, PERSILAT mempunyai 3 macam anggota, yakni :
- Anggota Pendiri, yang terdiri
dari IPSI, PESAKA, PERSISI dan PERSIB.
- Anggota Gabungan, yang terdiri
dari organisasi nasional Pencak Silat lainnya yang telah diakui oleh suatu
badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat di
negara yang bersangkutan dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
- Anggota Bersekutu, yang terdiri
dari organisasi Pencak Silat yang belum diakui oleh badan tingkat nasional
yang berwenang menangani masalah Pencak Silat tetapi dinilai oleh PERSILAT
dapat mewakili negaranya dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
Pengembangan
dan penyebaran Pencak Silat diusahakan untuk dapat dilaksanakan secara
simultan, meliputi segi fisik dan non-fisik (mental- Spiritual dan falsafah).
Tetapi hal ini belum sepenuhnya terlaksana. Yang sudah terlaksana baru Pencak
Silat olahraga. Ini pun segi non-fisiknya belum mantap.
Upaya
pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Olahraga dilaksanakan antara lain
dengan menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan. Di Indonesia setiap tahun diadakan
kejuaraan nasional Pencak Silat untuk pesilat dewasa dan remaja secara
berselang- seling, kecuali apabila dalam tahun yang bersangkutan diadakan PON
(Pekan Olahraga Nasional) di mana Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan.
Sejak tahun 1987, Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan dalam SEA Games.
Dalam tahun- di mana Pencak Silat Olahraga ikutserta dalam SEA Games, IPSI juga
tidak menyelenggarakan kejuaraan nasional. Setiap kejuaraan nasional selalu
dimulai dari kejuaraan tingkat kecamatan. Upaya pengembangan dan penyebaran
Pencak Silat Seni dilaksanakan dengan menyelenggarakan festival atau lomba. Di
Indonesia IPSI baru melaksanakannya secara nasional pada tahun 1982. Untuk
mengefisienkan penyelenggaraan, festival atau lomba tersebut diintergrasikan
dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Lomba Pencak Silat Beladiri sedang
diusahakan untuk juga dapat diselenggarakan, yang akan diintegrasikan juga
dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Pada setiap kesempatan kejuaraan
nasional Pencak Silat Olahraga, di Indonesia selalu diadakan pertemuan dan
pernbicaraan dalam rangka peningkatan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak
Silat. Pembicaraan serupa dalam tingkat kebijaksanaan, dilakukan dalam Munas
(Musyawarah Nasional) yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Upaya lainnya yang
telah dan akan dilakukan adalah Penataran Pelatih dan Wasit-Juri, penyempurnaan
peraturan pertandingan, merumuskan standar nasional Pencak Silat Olahraga,
kriteria penilaian lomba Pencak Silat Seni dan Pencak Silat Beladiri serta
metoda pendidikan dan latihan Pencak Silat. Kejuaraan Pencak Silat Olahraga
yang berskala internasional telah 6 kali dilaksanakan. Yang pertama dan kedua
di Jakarta pada tahun 1982 dan 1984, yang ketiga di Wina pada tahun 1986, yang
keempat di Kuala Lumpur pada tahun 1987, yang kelima di Singapura pada tahun
1988 dan yang keenam di Den Haag pada tahun 1990...**** Pada kesempatan itu juga
dilaksanakan festival dan lomba Pencak Silat Seni dan pertemuan. Seminar
Intemasional tentang Pencak Silat pernah diadakan, yakni pada kesempatan
kejuaraan Internasional yang ke-IV di Kuala Lumpur. Tujuannya adalah untuk
mengumpulkan informasi- informasi sekitar Pencak Silat di berbagai negara,
antara lain tentang pengembangan dan penyebarannya.
Pencak Silat
sekarang ini terdapat dan berkembang di 20 negara, yakni di Indonesia,
Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Austria, Jerman , Belgia,
Denmark,
Swiss,
Perancis, Yugoslavia, Spanyol, Inggris, Turki, Amerika Serikat, Suriname,
Thailand, Filipina dan Australia.
Di beberapa
negara lain sedang dirintis pengembangannya, antara lain di Myanmar, Kamboja,
Laos dan Vietnam. Negara-negara ini berkeinginan untuk mengikuti pertandingan
Pencak Silat Olahraga dalam SEA Games, diantaranya ada yang meminta bantuan
pelatih dari Indonesia.
VIII.Tantangan terhadap Pencak Silat
Pencak Silat
yang "terdapat di luar negara sumbernya belum seluruhnya berkualifikasi
sebagai Pencak Silat, dalam arti memenuhi kriteria jatidirinya maupun kaidah
pelaksanaannya yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu
kesatuan. Di antara peminat Pencak Silat di luar negara sumbernya, ada yang
berkecenderungan mempelajari Pencak Silat hanya segi fisikalnya saja dan kurang
berminat mengetahui apalagi menghayati nilai-nilai falsafahnya yang menjiwainya
dan nilai-nilai budaya yang mendasari maupun mewarnainya. Selama ini penyebaran
pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat sebagai
aturan dasar dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat yang bernilai etis, teknis,
estetis dan olahraga sebagai satu kesatuan memang belum pernah dilakukan secara
khusus. Usaha kearah itu sedang dirintis oleh IPSI, yanq juga akan dilakukan
melalui PERSILAT. Sesuatu yang bernama Pencak Silat tetapi ujud prakteknya
tidak menurut kaidah Pencak Silat (yang dijiwai nilai-nilai jatidiri Pencak
Silat), dengan sendirinya tidak bernilai Pencak Silat menurut pengertian yang
sebenarnya. Hal ini pada gilirannya akan menjatuhkan citra Pencak Silat.
Disinilah letak tantangannya. Tantangan yang kedua berkaitan dengan mutu
pertandingan Pencak Silat Olahraga yang masih belum memadai, bahkan
kadang-kadang diwarnai oleh kericuhan , Kritik tajam mengenai hal ini sering
terdengar. Hal itu akan dapat, bahkan mungkin telah menjatuhkan Citra Pencak
Silat. Faktor penyebab yang utama adalah karena kurang dihayati dan
dilaksanakannya kaidah Pencak Silat oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
pertandingan. Penghayatan kaidah Pencak Silat harus dilandasi dengan pemahaman
jatidiri Pencak Silat serta nilai- nilai-nilainya.
Selain itu,
tujuan pertandingan juga belum dihayati. Diantara tujuan tersebut adalah
mengembangkan dan memasyarakatkan Pencak Silat, mempererat persaudaraan dan
persatuan serta meningkatkan citra Pencak Silat: dan menarik simpati (minat)
masyarakat (nasional dan internasional) terhadap Pencak Silat. Tujuan tersebut
harus menjadi motivasi dasar pihak-pihak yang terlibat dalam per-tandingan dalam
melaksanakan fungsi dan peranannya. Gagasan Ketua Umum PB IPSI di dalam
meningkatkan mutu pertandingan Pencak Silat: Olahraga adalah dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih IPSI yang berasal dari
perguruan-perguruan yang kemudian dikembalikan ke perguruan-perguruan untuk
melatih anggotanya,-terutama mereka yang akan diikutsertakan dalam kejuaraan.
Hanya pesilat yang telah mendapat latihan dari pelatih IPSI inilah yang boleh
mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh IPSI. Nantinya gagasan ini akan
di internasionalkan melalui PERSILAT. Gagasan lainnya adalah penciptaan
Pertandingan Sistem Baru (PSB), yang sekarang ini sedang diujicoba. Di samping
tantangan yang bersifat umum, masih terdapat tantangan yang bersifat khusus
dalam kaitan dengan pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara utuh maupun
pemeliharaan dan peningkatan citra Pencak Silat.
IX. Kesimpulan dan penutup
Dari
keseluruhan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan umum
sebagai berikut :
- Pencak Silat berasal dan merupakan
bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asteng serta memiliki jatidiri
tersendiri.
- Berdasarkan pada nilai-nilai
falsafahnya, Pencak Silat pada hakikatnya adalah substansi dan sarana
pendidikan rohani dan jasmani untuk membentuk manusia utuh yang
berkualitas tinggi baik mental maupun fisikal.
- Tantangan-tantangan yang dapat
menjatuhkan citra Pencak Silat perlu diatasi dengan penyebaran pengetahuan
tentang jatidiri Pencak Silat, falsafah Pencak Silat dan kaidah Pencak
Silat serta meningkatkan jumlah pelatih Pencak Silat yang handal dan
profesional.
Semoga
uraian tentang nilai-nilai dan perkembangan Pencak Silat ini dapat memberikan
tambahan pengetahuan sekitar Pencak Silat bagi mereka yang berminat.
**** Tahun
1992 Kejuaraan Dunia di Indonesia (Jakarta )
Tahun 1994
Kejuaraan Dunia di Thailand ( Hatyai )
Tahun 1997
Kejuaraan Dunia di Malaysia
Tahun 2000
Kejuaraan Dunia di Indonesia ( Jakarta )
Tahun 2002
Kejuaraan Dunia di Malaysia ( Penang )
Tahun 2004
Kejuaraan Dunia di Singapura
Sumber :
PERSILAT
Nilai dan pengembangan Pencak
Silat
Kadar
Kata pengantar
Sejarah Pencak Silat
Filosofi dari Pencak Silat
Jenis dan gaya Pencak Silat
Sekolah-sekolah dan Pendekar Pencak Silat
Penelitian dan dokumentasi Pencak Silat
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat
Bahaya untuk Pencak Silat
Kesimpulan dan Kata Akhir
Kata pengantar
Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak Silat dan memiliki arti yang sama dan membentuk bagian dari budaya bangsa dari ras Melayu, yang merupakan kelompok etnis dari penduduk asli Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Pencak kata umumnya digunakan oleh penduduk dari pulau Jawa, sedangkan silat kata umumnya digunakan di daerah lain di Indonesia, serta di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Kombinasi kata Pencak Silat dan dalam satu kata itu untuk pertama kalinya, seperti pada tahun 1948 di Surakarta, sebuah organisasi Asosiasi Pencak Silat Indonesia dan sekolah yang didirikan Ikatan Pencak Pencak Silat Indonesia (IPSI) (Indonesian Silat Association) disebut. Sejak tanggal tersebut, Pencak Silat digunakan di Indonesia sebagai nama resmi. Nama ini juga digunakan oleh sekolah-sekolah di banyak negara lain, pengajaran dan Indonesia Pencak Silat bentuk.
Pada tingkat internasional, Pencak Silat digunakan secara resmi sejak berdirinya Federasi Internasional di Jakarta pada tahun 1980 dengan nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT (International Pencak Silat Federation). Pencak Silat dan kata-kata, namun berdasarkan kebiasaan dialektis juga digunakan secara terpisah sebagai ekspresi individu.
Analisis berikut adalah ringkasan dari beberapa poin penting dalam pengembangan pencak silat: Sejarah, Filsafat, jenis, gaya, sekolah dan Pendekar, penelitian dan dokumentasi, pengembangan, distribusi dan Bedohungen untuk Pencak Silat. Analisis ini kemudian dirangkum dalam kesimpulan.
Sejarah Pencak Silat
Kebutuhan dasar masyarakat yang aman dan sejahtera. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ditemukan dan mengembangkan sumber daya manusia berbagai (teknik) dan peralatan. Penemuan yang berkaitan dengan keselamatan manusia adalah sarana dan peralatan untuk memerangi dan mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Sarana tersebut meliputi, antara lain, yang disebut Jurus dan senjata.
Jurus adalah teknik yang efektif fisik (fisik) gerakan untuk membela diri atau menyerang dengan atau tanpa senjata.
Ini bentuk awal sangat sederhana dan merupakan imitasi dari gerakan binatang disesuaikan dengan anatomi manusia. Akibatnya, ada pembangunan berkelanjutan, seiring dengan perkembangan budaya manusia. Senjata yang digunakan dikembangkan dengan cara yang sama. Kelompok etnis di kepulauan Melayu adalah masyarakat pertanian yang sosial identitas dibentuk oleh paguyuban yang disebut, sistem Bersama. Karakteristik sosial dan hubungan dari sistem seperti ini telah membentuk kebijaksanaan dan kehidupan, sesuai dengan nilai-nilai agama, prinsip-prinsip dan moral dari orang-orang memainkan prioritas tinggi.
Menurut sistem sosial tersebut harus Jurus secara bertanggung jawab diterapkan. Hal ini dapat dicapai hanya jika praktisi memiliki dirinya di bawah kendali. Jurus yang digunakan untuk pertahanan diri. Namun, manusia telah menemukan cara (teknik) dan peralatan dari berbagai jenis untuk mencapai kekayaan tertentu (atau kesejahteraan), misalnya, oleh Jurus dikembangkan menjadi olahraga seni yang dapat menyebabkan kesejahteraan baik fisik dan mental.
Dalam program pembangunan sosial dan budaya dari kelompok etnis di kepulauan Melayu telah menerima pengaruh asing dalam kehidupan mereka, yang berpadu serasi dengan nilai-nilai agama dan moral dan prinsip-prinsip. Dalam program pembangunan ini, filsafat Hindu telah terintegrasi dan digunakan dalam kontrol dan penerapan Jurus. Karena filosofi ini diterapkan pada budi pekerti Luhur atau budi pekerti luhur dirancang, juga disebut "filsafat moralitas luhur". Pengendalian diri dan aspek artistik dan olahraga dari Jurus berdasarkan nilai-nilai agama dan moral dan prinsip-prinsip filsafat disebut Pencak Silat.
Identitas Pencak Silat karena itu ditentukan oleh tiga hal utama:
Budaya kelompok etnis di kepulauan Melayu sebagai sumber dan penataan.
The "filsafat etika luhur" sebagai semangat dan motivasi dari aplikasi mereka.
Substansi Pencak Silat itu sendiri, yang datang melalui mental spiritual (self-control), aspek artistik dan olahraga dan aspek bela diri ke unit.
Identitas Pencak Silat datang 4th Century, ketika kerajaan mantan adalah pusat kebudayaan pembangunan di daerah, kelompok etnis yang tinggal di kepulauan Melayu. Selama ini, dalam penyebaran budaya Hindu keluar, kemudian, Budha, Islam, dan akhirnya, belajar Pencak Silat, perkembangan yang signifikan dan penyebaran.
Sebagai kelompok etnis di kepulauan Melayu berada di bawah kekuasaan kekuatan kolonial Eropa Barat, pelajaran Pencak Silat dibatasi dan kemudian dilarang karena filosofi ini dipandang sebagai sarana untuk memperkuat tren nasional. Selama pendudukan Jepang, pemerintah kolonial memungkinkan pengembangan bebas dari budaya dukungan rakyat dalam perang melawan Sekutu aman. Pada saat itu, Pencak Silat diajarkan lagi pada awal dan menikmati sirkulasi yang lebih luas.
Setelah kelompok-kelompok etnis telah di Kepulauan Melayu dibebaskan dari kekuasaan asing dan negara-negara merdeka (Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam) muncul, mengambil pertumbuhan dan penyebaran Pencak Silat terlalu banyak, terutama setelah pembentukan Pencak Nasional organisasi Silat di negara-negara: Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) - Indonesian Pencak Silat Association Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) - Malaysia National Silat Federation, Persekutuan Silat Singapore (persisi) - Singapore Silat Federation, Persekutuan Silat Brunei Darussalam (Persib) - Brunei Darussalam Silat Federation.
Pencak Silat menyebar melampaui negara asli, terutama setelah pembentukan Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT) - International Pencak Silat Association.
Filosofi dari Pencak Silat
Filosofi dari Pencak Silat juga merupakan filosofi budi pekerti Luhur (budi pekerti luhur), karena difokuskan pada etika yang sempurna. Menurut filsafat ini, masyarakat yang damai, aman, tertib dan sejahtera dapat dibuat hanya jika semua anggota mematuhi Kode Etik diselesaikan. Dengan demikian, kehidupan yang harus dibuat pada prinsip, yaitu membentuk budi pekerti luhur seperti itu. Budi adalah aspek psikologis yang dinamis, yang mencakup unsur-unsur Cipta, rasa dan Karsa. Ketiga adalah bentuk yang paling dinamis akal (intelek), rasa (sensitivitas) dan kehendak (Will). Budi (mentalitas) adalah sejenis pekerti (karakter) dianggap. Semua fitur tersebut harus Luhur (mulia / lengkap / sempurna). Apa yang harus dicapai oleh pembentukan tersebut etika selesai, kapasitas untuk pengendalian diri, terutama dalam penggunaan teknologi (Jurus) gerakan fisik yang efektif untuk membela diri atau menyerang. Jurus hanya boleh digunakan untuk pelestarian kebenaran (validitas), kejujuran dan keadilan, sehubungan dengan semangat keagamaan dan kematian manusia, serta menciptakan tata-tentrem Masyarakat karta-rahaja (masyarakat, damai aman, tertib dan sejahtera).
Dengan kata lain, filsafat etika dapat disebut sebagai self-dikendalikan filsafat. Dengan ini akhlaq yang mulia (etika) dan kemampuan pengendalian diri, adalah mungkin bagi manusia untuk memenuhi kewajiban yang tinggi moralnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, sosial dan makhluk yang universal, yaitu, untuk mengabdikan diri kepada Allah, untuk meningkatkan kualitas pribadinya, kepentingan masyarakat untuk bertanya tentang kepentingan sendiri dan mencintai habitat seseorang. Seorang pria yang dapat memenuhi kewajiban yang mulia moral, adalah orang martabat yang besar.
Jenis dan gaya Pencak Silat
Berdasarkan aspek dalam substansi Pencak Silat nya dapat dibagi menjadi empat jenis. Pelaksanaan masing-masing jenis Pencak Silat memiliki tujuan sendiri, dan karena tujuan ini, desain akan menekankan aspek tertentu, tetapi meninggalkan tanpa aspek lain selain.
Empat jenis Pencak Silat adalah:
Mental-spiritual Pencak Silat Pencak Silat atau pribadi dikendalikan, yang eksekusi memiliki tujuan meningkatkan kemampuan pengendalian diri dan karena itu menekankan aspek mental-spiritual yang lebih.
Pencak Silat untuk pertahanan diri, eksekusi yang memiliki tujuan pertahanan yang efektif dan oleh karena itu aspek pertahanan diri lebih menyoroti.
Seni Pencak Silat, yang eksekusi memiliki tujuan untuk menunjukkan keindahan gerakan, dan karena itu aspek artistik lebih menyoroti.
Sporty Pencak Silat, yang eksekusi memiliki tujuan kebugaran fisik dan prestasi atletik dan karena itu menekankan aspek olahraga yang lebih.
Yang lainnya, tidak menempati aspek sentral dapat diukur dengan derajat yang berbeda kepentingan, beberapa di antaranya yang jelas, yang lain tersembunyi. Semua jenis Pencak Silat memiliki aspek karena itu selalu empat yang dianggap sebagai satu unit.
Pencak Silat memiliki gaya yang berbeda (Aliran). Sebuah Aliran atau gaya memiliki bentuk yang khas dan unik dengan karakteristik tertentu dan dapat dibedakan dari Aliran lainnya. Seperti biasa, pelaksanaan gaya tertentu, nilai-nilai dari empat aspek Pencak Silat, yakni Etika, teknologi, estetika dan olahraga sebagai satu unit, harus hadir dan terlihat. Jika hal ini tidak terjadi, nilai-nilai Pencak Silat tidak terjawab.
Hal ini tidak mudah untuk membedakan gaya Pencak Silat, dan hanya para ahli yang memahami individu "Jurus" teknik Pencak Silat benar-benar mampu. Perbedaan gaya hanya mempengaruhi aspek pelatihan fisik dan bukan aspek mental-spiritual dan filosofis. Seperti biasa, tapi gaya dan jenis Pencak Silat mungkin, ada selalu terinspirasi oleh usia filsafat etika dan memiliki aspek mental-spiritual sebagai aspek pengendalian diri.
Ketika Pencak Silat pembelaan diri, ada gaya yang menggunakan kekuatan gaib untuk melaksanakan teknologi Jurus mereka. Ini Illustrasi Tenaga (= kekuatan batin) atau Tenaga tambahan (= kekuatan ekstra) adalah jenis memperkuat Jurus atau kerentanan fisik. Ada penjelasan teoritis untuk ini "kesaktian" dan cara di mana kapasitas ini tercapai, deklarasi dan bukti tidak didasarkan pada hasil penelitian ilmiah intensif.
Sekolah-sekolah dan Pendekar Pencak Silat
Pentingnya Pencak Silat sekolah sering bingung dengan gaya Pencak Silat. The Pencak Silat-sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan di mana Anda berguru atau mahasiswa dari Pencak Silat dapat.
Berguru atau murid-muridnya, pentingnya studi terkait intensif (learning) dan proses yang diarahkan diamati secara langsung dan benar-benar oleh guru dan dipantau, sehingga kemajuan kemampuan siswa dan moralitas dapat ditelusuri dengan jelas. Guru mengajar tidak ada siswa yang dianggap tidak layak mentalitas. Untuk alasan ini, itu tidak mudah di masa lalu, seorang mahasiswa atau anggota dari sebuah sekolah Pencak Silat menjadi. Tes sulit dan panjang pada sikap mental yang dilakukan sebelum seorang mahasiswa mengaku.
Menurut jenis instruksi Pencak Silat ada empat kategori sekolah Pencak Silat:
Mental-spiritual Pencak Silat sekolah yang menempatkan penekanan pada aspek mental-spiritual Pencak Silat dan adalah untuk memberikan tingkat tinggi kemampuan pengendalian diri pada siswa atau anggota.
Sekolah Pencak Silat pembelaan diri, dengan fokus pada aspek membela diri dan untuk memberikan tingkat tinggi keterampilan teknis untuk membela diri, dengan atau tanpa senjata.
Seni Pencak-Silat sekolah yang berfokus mengajar pada aspek artistik Pencak Silat dan melayani tujuan hervorzustreichen keindahan gerakan dalam pelaksanaan Pencak Silat, dengan atau tanpa iringan musik tradisional dan dengan atau tanpa menggunakan senjata, sesuai dengan Aturan wiraga (body teknik gerakan dasar), wirasa (kreativitas dan improvisasi), yang membuat gerakan tubuh yang lebih indah, dan wirama (harmoni dan konsistensi gerakan dan irama musik yang menyertainya).
The School of Sport Pencak Silat, yang mengajar berfokus pada aspek olahraga Pencak Silat untuk tujuan pelatihan teknik Pencak Silat dengan status atletik dan untuk pelatihan fisik atau kompetisi. Untuk tujuan kompetisi, instruksi disesuaikan dengan aturan yang berlaku keterlibatan.
Sekolah-sekolah Pencak Silat pembelaan diri yang paling populer dan terkenal dari semua, diajarkan beberapa "kekuatan batin" atau kemampuan daya tahan fisik dan yang sejenis. Sejak tahun 70-an, ada banyak pertahanan diri sekolah dan olahraga Pencak Silat mengajarkan kepada siswa mereka untuk bentuk kompetisi dan dengan demikian memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam olahraga kejuaraan di Pencak Silat. dalam kompetisi bela diri dan seni Pencak Silat juga (internasional) diadakan.
Menurut persyaratan modern pengembangan Pencak Silat dapat dibagi ke dalam tiga kelompok berikut:
Tradisional Pencak Silat sekolah, utamanya karakteristik adalah sebagai berikut:
Manajemen senior dari sekolah diwariskan.
Pencantuman siswa didasarkan pada tes selektif dan masa percobaan yang ketat.
Metode pengajaran adalah monolog.
Pelanggaran peraturan sekolah akan dihukum dengan pemberhentian siswa.
Hukum dan peraturan sekolah dan pendidikan tidak ditetapkan secara tertulis.
Tidak ada biaya atau biaya yang dipungut oleh anggota.
Biaya pemeliharaan sekolah berasal dari manajer (pemilik) dikenakan.
Ciri utama dari sekolah Pencak Silat modern termasuk:
Direktur dan staf sekolah yang dipilih dari para anggota skuad yang dianggap kandidat handal.
Asupan siswa terbuka untuk semua dan bebas.
Tidak ada masa percobaan, tetapi pendidikan dasar dianggap sebagai tahap pertama.
Metode pendidikan interaktif dan analitis.
Aturan sekolah diberlakukan oleh teguran dengan argumen yang masuk akal.
Ada pedoman dan instruksi secara tertulis yang berkaitan dengan sekolah dan kelas.
Ini biaya atau biaya yang dikenakan oleh anggota, untuk menutup biaya sekolah.
Fitur utama dari transisi pencak silat-sekolah meliputi:
Jalur ini diwariskan, namun para pejabat sekolah dipilih dari para anggota skuad yang dianggap kandidat handal.
Perekaman dilakukan dengan memilih siswa, dan orang-orang yang dicatat akan menerima status keanggotaan sementara.
Metode pengajaran adalah dialog terbatas, yaitu tidak ada hal mendasar yang ditangani.
Aturan sekolah dijelaskan dalam pidato pengantar.
Ada pedoman dan petunjuk secara tertulis dalam jumlah terbatas di depan kelas dan sekolah.
Ini tidak akan mengangkat semua biaya sekolah, kontribusi sukarela dari para anggota yang tidak ditolak.
Biaya pemeliharaan ditanggung oleh pemimpin dan oleh kontribusi.
Pengajaran nilai-nilai filosofis dan pelajaran moral dan spiritual tidak semua Pencak Silat sekolah yang dilakukan secara terpisah, tetapi akan diajarkan selama pelatihan dalam bentuk instruksi singkat, dimana juga sumpah kesetiaan dan kesetiaan yang disumpah untuk sekolah.
Mengingat tuntutan peningkatan pembangunan sosial adalah semua sekolah Silat tradisional dan transisi Pencak di sekolah modern, akan dikonversi dengan aspek profesional manajemen dan pendidikan. Secara umum, kualifikasi para direktur Pencak Silat Pendekar sekolah, yang merupakan status tertinggi klasifikasi sesuai dengan tingkat keterampilan dan sesuai dengan aturan (prinsip), atau doktrin filosofis Pencak Silat, yang harus diikuti sebagai contoh bersinar.
Dalam masyarakat modern, Pendekar sekolah istilah digunakan sebagai judul atau gelar, yang diberikan ketika tingkat tinggi dicapai dalam keterampilan bela diri. Judul Pendekar dapat diterjemahkan sebagai "master". Seringkali tingkat "Guru" masih dibagi menjadi tahapan yang berbeda. Level ini mirip dengan Jepang "Dan".
Penelitian dan dokumentasi Pencak Silat
Sampai saat ini, tidak ada penelitian ilmiah lengkap atau dokumentasi Pencak Silat. Secara umum dapat dikatakan bahwa penelitian yang ada dan dokumentasi difokuskan pada aspek teknis Pencak Silat. The non-aspek teknis telah diperlakukan sedikit atau tidak, meskipun kedua aspek harus dipertimbangkan sebagai satu unit.
Buku-buku yang paling banyak digunakan pada Pencak Silat adalah karya Amy Shapiro, berjudul "Martial Arts Language" (Bahasa dari seni bela diri) dan F. Don Draeger pekerjaan "Senjata dan Seni Pertempuran di kepulauan Indonesia" (senjata dan seni bela diri di kepulauan Indonesia) .
Dalam buku oleh Amy Shapiro dari / membedakan penulis / di Pencak Silat dan kepentingan mereka. Menurut r / Penulis / di Pencak harfiah berarti gerakan tubuh yang berpengalaman dan khusus, dan Silat berjuang menggunakan Pencak. Don F. Draeger juga membuat dalam bukunya perbedaan antara Pencak Silat dan, kedua aspek tersebut tidak dipisahkan. Menurutnya, yang didasarkan pada kepercayaan orang Minangkabau, Pencak adalah gerakan artistik tubuh dengan variasi dalam membela diri, dan Silat adalah aplikasi tempur Pencak, Silat tidak dapat eksis tanpa Pencak, Pencak tanpa Silat kehilangan tujuannya. Kata berasal dari Pencak "pung-cha" dari bahasa Shandong. "Pung" berarti menangkis tindakan serangan dan penutup sebagai "cha" mengindikasikan pemutusan dengan kejutan (Hau) tindakan. Bagian pertama dari sebuah kata menunjukkan kekuatan jatuh, sedangkan bagian kedua dari kata menunjukkan lebih kekuatan yang mendorong.
Menurut penjelasan yang diberikan dalam kata pengantar, bagaimanapun, kata-kata Pencak Silat dari bahasa kelompok etnis yang berasal di Kepulauan Melayu dan keduanya memiliki arti yang sama. Hal ini juga konsisten dengan Deklarasi silat di WJS Poerwodarminto menyusun kamus pertandingan.
Dalam bukunya Sejarah Perkembangan Pencak Silat Sel Indonesia (Sejarah perkembangan Pencak Silat di Indonesia) di era mulia dari kerajaan Sriwijaya menulis Hizbullah Rachman bahwa Universitas Nalanda di negara itu untuk pusat pengembangan iman Buddhis dan titik awal dari menjadi penyebaran Pencak Silat adalah. Banyak orang Cina datang ke sana untuk belajar Pencak Silat dan kemudian menyebar di negara mereka.
Buku-buku yang paling penting pada Pencak Silat dalam bahasa Indonesia, yang dengan sendirinya secara luas di Indonesia, ditulis oleh Mariyun Sudirohadiprodjo, Moh Djumali dan Januarno.
Semua tiga buku berisi panduan teknis untuk belajar dan berlatih olahraga Pencak Silat. Dalam bahasa Melayu worded dan diterbitkan di Malaysia majalah "Pendekar" memberikan informasi pada perhatian Pencak Silat khusus. Majalah "Pencak Silat", diterbitkan oleh Pengurus Besar (Badan Pusat Republik Indonesia Pencak Silat Association, Komite Sentral dari Indonesia Pencak Silat Association), diterbitkan publikasi pertamanya pada bulan Mei 1990, berkaitan dengan aspek-aspek ini juga. Informasi tentang teknik Pencak Silat juga dapat ditemukan di berbagai majalah di berbagai negara.
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Pencak Silat dilakukan oleh sekolah. Setelah Perang Dunia Kedua, kegiatan sekolah-sekolah di Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam masing-masing oleh Pencak Silat Nasional organisasi terkoordinasi di setiap negara: IPSI didirikan pada tahun 1948, persisi, didirikan pada tahun 1976, PESAKA, didirikan pada tahun 1983 dan Persib, didirikan pada tahun 1987.
Di negara lain nasional Pencak Silat organisasi didirikan. Untuk mengkoordinasikan berbagai upaya untuk pengembangan dan penyebaran Pencak Silat di tingkat internasional pada 11 Didirikan pada Maret 1980 di Jakarta, Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT), yaitu International Pencak Silat Federation atau International Pencak Silat Association. Menurut statuta organisasi ini, ada tiga jenis keanggotaan dalam PERSILAT:
Anggota Pendiri atau anggota pendiri yang terdiri dari IPSI, PESAKA, persisi dan Persib.
Anggota Gabungan atau Anggota Afiliasi: Pencak Silat-organisasi nasional yang menjadi anggota dari sebuah organisasi olahraga nasional dan telah diterima sebagai anggota PERSILAT.
Anggota Bersekutu atau Anggota Asosiasi: Pencak Silat organisasi yang belum menjadi anggota sebuah organisasi olahraga nasional, tetapi mereka berhak PERSILAT aturan untuk mewakili negara mereka dan telah diakui sebagai anggota PERSILAT adalah.
The Pencak Silat Jerman Asosiasi "Pencak Silat Union Germany" (pbrew) adalah anggota asosiasi PERSILAT. Semua upaya untuk pengembangan dan penyebaran secara bersamaan harus mempertimbangkan, aspek fisik spiritual dan filosofis. Tujuan ini belum sepenuhnya tercapai. Hanya dalam olahraga Pencak Silat dalam hal ini bisa menjadi sukses direkam.
Pengembangan dan penyebaran olahraga Pencak Silat adalah, antara lain, melalui penyelenggaraan kejuaraan. Di Indonesia, menyelenggarakan Kejuaraan IPSI, bergantian untuk orang dewasa dan remaja, kecuali pada tahun-tahun ketika Nasional Pekan Olahraga berlangsung di olahraga Pencak Silat juga menjadi tuan rumah. Sejak tahun 1987, Pencak Silat juga merupakan bagian dari SEA Games. Pada tahun-tahun Pencak Silat akan digelar di SEA Games, yang diselenggarakan IPSI tidak ada kejuaraan nasional. Setiap kejuaraan nasional selalu dimulai dengan kejuaraan kabupaten.
Upaya untuk mengembangkan dan menyebarluaskan seni Pencak Silat yang ada dalam melakukan kompetisi dan festival. Di Indonesia pada tahun 1982, sebuah kompetisi nasional diadakan. Untuk melaksanakan persiapan secara efisien, festival tersebut diadakan bersamaan dengan kejuaraan dalam olahraga Pencak Silat. Akhir-akhir ini, ada upaya untuk membela diri Pencak Silat menunjukkan juga dalam acara-acara.
Acara setiap kejuaraan nasional di olahraga Pencak Silat di Indonesia, selalu ada diskusi tentang bagaimana Pencak Silat dapat dikembangkan intens dan meluas. Strategi demikian juga dalam diskusi Muna (Musyawarah Nasional - National Conference), yang diadakan setiap empat tahun sekali, digelar. Upaya lain dalam arah ini meliputi pelatihan pelatih, wasit atau hakim, penciptaan aturan persaingan dan perumusan standar nasional untuk olahraga Pencak Silat, kriteria evaluasi untuk seni dan kompetisi pertahanan diri di Pencak Silat dan metode pengajaran dan pelatihan bagi Pencak Silat umumnya.
Hal ini juga Pencak Silat Kejuaraan akan dimainkan di tingkat internasional. Yang pertama dan kedua peristiwa ini diadakan dalam tahun 1982 dan 1984 di Jakarta, ketiga berlangsung di Wina pada tahun 1986, keempat tahun 1987 di Kuala Lumpur, dan kelima pada tahun 1988 di Singapura. Untuk semua Kejuaraan Dunia berlangsung pada saat yang sama, persaingan dalam seni pencak silat. Kejuaraan lainnya diadakan sebagai berikut:
1990 Den Haag
1.992 Jakarta
1.994 Hatyai (Thailand)
1.997 Kuala Lumpur
2.000 Brunei
2.002 Kuala Lumpur
Pencak Silat adalah hari di banyak negara kecuali di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam (empat negara dianggap sebagai negara asal Pencak Silat) dioperasikan dan dikembangkan.
Di beberapa negara Asia, ada perkembangan Pencak Silat pada tahap awal, misalnya di Myanmar, Laos, Vietnam dan Filipina. Negara-negara ini ingin berpartisipasi pada kompetisi Pencak Silat pada kesempatan SEA Games di Manila XVI pada tahun 1991, beberapa di antaranya telah meminta Pencak Silat pelatih dari Indonesia.
Bahaya untuk Pencak Silat
Jika Pencak Silat dioperasikan di luar negara asal, sehingga itu biasanya tidak memenuhi syarat sebagai Pencak Silat, dipahami dalam arti dari misinya untuk memenuhi kriteria identitas atau prinsip-prinsip aplikasi mereka, nilai-nilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu unit.
Di antara penggemar Pencak Silat luar negara asal, ada orang-orang yang ingin belajar hanya aspek fisik Pencak Silat dan yang tidak sangat tertarik dalam mempelajari dan merekam nilai-nilai filosofis yang menginspirasi Pencak Silat, dan nilai-nilai budaya yang Pencak Silat didasarkan.
Penyebaran pengetahuan mengenai identitas dan prinsip-prinsip Pencak Silat, sebagai aturan dasar untuk pelaksanaan Pencak Silat dengan nilai-nilai etis, teknis, estetis dan olahraga sampai sekarang tidak pernah dilakukan secara khusus. Upaya ke arah ini sedang dibuat oleh IPSI, yang diselenggarakan lagi oleh PERSILAT.
Mereka olahraga yang memang disebut Pencak Silat, tapi tidak dengan pertandingan Pencak Silat dalam bentuk praktis secara otomatis akan kehilangan semua nilai Pencak Silat dalam arti sejati mereka.
Fakta ini kembali memburuk citra dan reputasi Pencak Silat, dan di situlah letak bahaya.
Ancaman kedua menyangkut kualitas kompetisi olahraga Pencak Silat, yang tidak dapat dikatakan memadai, adalah ya bahkan terkadang dirusak oleh perselisihan. Kritik tajam sering berisik dalam hal ini. Hal ini mungkin sudah memperburuk reputasi Pencak Silat. Alasan utama adalah kenyataan bahwa prinsip-prinsip (aturan) dari Pencak Silat tidak diserap secara mendalam dan oleh peserta dalam kompetisi tersebut tidak sepenuhnya diterapkan. Penyerapan mendalam prinsip-prinsip (aturan) dari Pencak Silat harus didasarkan pada pemahaman identitas Pencak Silat dan nilai-nilainya. Jika tidak, target kompetisi tidak dipahami. Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk memperkuat, antara lain, pengembangan dan promosi Pencak Silat, persaudaraan dan persatuan, untuk memperkuat citra Pencak Silat dan membangkitkan simpati dan bunga untuk Pencak Silat nasional dan internasional.
Tujuan-tujuan ini harus menjadi motivasi utama dari para peserta dalam sebuah kompetisi. Ide komite sentral Indonesia Pencak Silat Association adalah kualitas Pencak Silat olahraga kontes meningkatkan dengan meningkatkan jumlah dan meningkatkan kualitas pelatih IPSI yang berasal dari sekolah Pencak Silat dan ada melatih anggotanya, khususnya anggota, yang kemudian dikirim ke kejuaraan.
Hanya pejuang pesilat atau silat yang telah diajarkan oleh seorang pelatih IPSI harus diizinkan untuk berpartisipasi dalam kejuaraan yang diselenggarakan oleh IPSI tersebut. Dalam waktu dekat, ini harus ditegakkan oleh PERSILAT secara internasional. Ide lain adalah untuk menciptakan sebuah sistem kompetitif baru.
Kesimpulan dan Kata Akhir
Berdasarkan analisis di atas, kesimpulan berikut dapat ditarik:
Pencak Silat berasal dari dan merupakan bagian dari budaya etnis dari orang-orang Melayu dan memiliki identitasnya sendiri.
Karena nilai-nilai filosofis Pencak Silat dapat dilihat dasarnya sebagai bahan dan peralatan pelatihan mental dan fisik untuk mengembangkan Kode sifat manusia dengan mental yang tinggi dan kualitas fisik.
Bahaya yang mengancam citra Pencak Silat, harus diatasi dengan menyebarkan pengetahuan tentang identitas Pencak Silat dan dengan meningkatkan jumlah pelatih yang mampu, terlatih dan profesional Pencak Silat.
Semoga analisis tentang nilai-nilai dan pengembangan Pencak Silat untuk memperluas pengetahuan kita tentang Pencak Silat berguna bagi siapa saja yang tertarik.
Kadar
Kata pengantar
Sejarah Pencak Silat
Filosofi dari Pencak Silat
Jenis dan gaya Pencak Silat
Sekolah-sekolah dan Pendekar Pencak Silat
Penelitian dan dokumentasi Pencak Silat
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat
Bahaya untuk Pencak Silat
Kesimpulan dan Kata Akhir
Kata pengantar
Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak Silat dan memiliki arti yang sama dan membentuk bagian dari budaya bangsa dari ras Melayu, yang merupakan kelompok etnis dari penduduk asli Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Pencak kata umumnya digunakan oleh penduduk dari pulau Jawa, sedangkan silat kata umumnya digunakan di daerah lain di Indonesia, serta di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Kombinasi kata Pencak Silat dan dalam satu kata itu untuk pertama kalinya, seperti pada tahun 1948 di Surakarta, sebuah organisasi Asosiasi Pencak Silat Indonesia dan sekolah yang didirikan Ikatan Pencak Pencak Silat Indonesia (IPSI) (Indonesian Silat Association) disebut. Sejak tanggal tersebut, Pencak Silat digunakan di Indonesia sebagai nama resmi. Nama ini juga digunakan oleh sekolah-sekolah di banyak negara lain, pengajaran dan Indonesia Pencak Silat bentuk.
Pada tingkat internasional, Pencak Silat digunakan secara resmi sejak berdirinya Federasi Internasional di Jakarta pada tahun 1980 dengan nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT (International Pencak Silat Federation). Pencak Silat dan kata-kata, namun berdasarkan kebiasaan dialektis juga digunakan secara terpisah sebagai ekspresi individu.
Analisis berikut adalah ringkasan dari beberapa poin penting dalam pengembangan pencak silat: Sejarah, Filsafat, jenis, gaya, sekolah dan Pendekar, penelitian dan dokumentasi, pengembangan, distribusi dan Bedohungen untuk Pencak Silat. Analisis ini kemudian dirangkum dalam kesimpulan.
Sejarah Pencak Silat
Kebutuhan dasar masyarakat yang aman dan sejahtera. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ditemukan dan mengembangkan sumber daya manusia berbagai (teknik) dan peralatan. Penemuan yang berkaitan dengan keselamatan manusia adalah sarana dan peralatan untuk memerangi dan mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Sarana tersebut meliputi, antara lain, yang disebut Jurus dan senjata.
Jurus adalah teknik yang efektif fisik (fisik) gerakan untuk membela diri atau menyerang dengan atau tanpa senjata.
Ini bentuk awal sangat sederhana dan merupakan imitasi dari gerakan binatang disesuaikan dengan anatomi manusia. Akibatnya, ada pembangunan berkelanjutan, seiring dengan perkembangan budaya manusia. Senjata yang digunakan dikembangkan dengan cara yang sama. Kelompok etnis di kepulauan Melayu adalah masyarakat pertanian yang sosial identitas dibentuk oleh paguyuban yang disebut, sistem Bersama. Karakteristik sosial dan hubungan dari sistem seperti ini telah membentuk kebijaksanaan dan kehidupan, sesuai dengan nilai-nilai agama, prinsip-prinsip dan moral dari orang-orang memainkan prioritas tinggi.
Menurut sistem sosial tersebut harus Jurus secara bertanggung jawab diterapkan. Hal ini dapat dicapai hanya jika praktisi memiliki dirinya di bawah kendali. Jurus yang digunakan untuk pertahanan diri. Namun, manusia telah menemukan cara (teknik) dan peralatan dari berbagai jenis untuk mencapai kekayaan tertentu (atau kesejahteraan), misalnya, oleh Jurus dikembangkan menjadi olahraga seni yang dapat menyebabkan kesejahteraan baik fisik dan mental.
Dalam program pembangunan sosial dan budaya dari kelompok etnis di kepulauan Melayu telah menerima pengaruh asing dalam kehidupan mereka, yang berpadu serasi dengan nilai-nilai agama dan moral dan prinsip-prinsip. Dalam program pembangunan ini, filsafat Hindu telah terintegrasi dan digunakan dalam kontrol dan penerapan Jurus. Karena filosofi ini diterapkan pada budi pekerti Luhur atau budi pekerti luhur dirancang, juga disebut "filsafat moralitas luhur". Pengendalian diri dan aspek artistik dan olahraga dari Jurus berdasarkan nilai-nilai agama dan moral dan prinsip-prinsip filsafat disebut Pencak Silat.
Identitas Pencak Silat karena itu ditentukan oleh tiga hal utama:
Budaya kelompok etnis di kepulauan Melayu sebagai sumber dan penataan.
The "filsafat etika luhur" sebagai semangat dan motivasi dari aplikasi mereka.
Substansi Pencak Silat itu sendiri, yang datang melalui mental spiritual (self-control), aspek artistik dan olahraga dan aspek bela diri ke unit.
Identitas Pencak Silat datang 4th Century, ketika kerajaan mantan adalah pusat kebudayaan pembangunan di daerah, kelompok etnis yang tinggal di kepulauan Melayu. Selama ini, dalam penyebaran budaya Hindu keluar, kemudian, Budha, Islam, dan akhirnya, belajar Pencak Silat, perkembangan yang signifikan dan penyebaran.
Sebagai kelompok etnis di kepulauan Melayu berada di bawah kekuasaan kekuatan kolonial Eropa Barat, pelajaran Pencak Silat dibatasi dan kemudian dilarang karena filosofi ini dipandang sebagai sarana untuk memperkuat tren nasional. Selama pendudukan Jepang, pemerintah kolonial memungkinkan pengembangan bebas dari budaya dukungan rakyat dalam perang melawan Sekutu aman. Pada saat itu, Pencak Silat diajarkan lagi pada awal dan menikmati sirkulasi yang lebih luas.
Setelah kelompok-kelompok etnis telah di Kepulauan Melayu dibebaskan dari kekuasaan asing dan negara-negara merdeka (Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam) muncul, mengambil pertumbuhan dan penyebaran Pencak Silat terlalu banyak, terutama setelah pembentukan Pencak Nasional organisasi Silat di negara-negara: Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) - Indonesian Pencak Silat Association Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) - Malaysia National Silat Federation, Persekutuan Silat Singapore (persisi) - Singapore Silat Federation, Persekutuan Silat Brunei Darussalam (Persib) - Brunei Darussalam Silat Federation.
Pencak Silat menyebar melampaui negara asli, terutama setelah pembentukan Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT) - International Pencak Silat Association.
Filosofi dari Pencak Silat
Filosofi dari Pencak Silat juga merupakan filosofi budi pekerti Luhur (budi pekerti luhur), karena difokuskan pada etika yang sempurna. Menurut filsafat ini, masyarakat yang damai, aman, tertib dan sejahtera dapat dibuat hanya jika semua anggota mematuhi Kode Etik diselesaikan. Dengan demikian, kehidupan yang harus dibuat pada prinsip, yaitu membentuk budi pekerti luhur seperti itu. Budi adalah aspek psikologis yang dinamis, yang mencakup unsur-unsur Cipta, rasa dan Karsa. Ketiga adalah bentuk yang paling dinamis akal (intelek), rasa (sensitivitas) dan kehendak (Will). Budi (mentalitas) adalah sejenis pekerti (karakter) dianggap. Semua fitur tersebut harus Luhur (mulia / lengkap / sempurna). Apa yang harus dicapai oleh pembentukan tersebut etika selesai, kapasitas untuk pengendalian diri, terutama dalam penggunaan teknologi (Jurus) gerakan fisik yang efektif untuk membela diri atau menyerang. Jurus hanya boleh digunakan untuk pelestarian kebenaran (validitas), kejujuran dan keadilan, sehubungan dengan semangat keagamaan dan kematian manusia, serta menciptakan tata-tentrem Masyarakat karta-rahaja (masyarakat, damai aman, tertib dan sejahtera).
Dengan kata lain, filsafat etika dapat disebut sebagai self-dikendalikan filsafat. Dengan ini akhlaq yang mulia (etika) dan kemampuan pengendalian diri, adalah mungkin bagi manusia untuk memenuhi kewajiban yang tinggi moralnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, sosial dan makhluk yang universal, yaitu, untuk mengabdikan diri kepada Allah, untuk meningkatkan kualitas pribadinya, kepentingan masyarakat untuk bertanya tentang kepentingan sendiri dan mencintai habitat seseorang. Seorang pria yang dapat memenuhi kewajiban yang mulia moral, adalah orang martabat yang besar.
Jenis dan gaya Pencak Silat
Berdasarkan aspek dalam substansi Pencak Silat nya dapat dibagi menjadi empat jenis. Pelaksanaan masing-masing jenis Pencak Silat memiliki tujuan sendiri, dan karena tujuan ini, desain akan menekankan aspek tertentu, tetapi meninggalkan tanpa aspek lain selain.
Empat jenis Pencak Silat adalah:
Mental-spiritual Pencak Silat Pencak Silat atau pribadi dikendalikan, yang eksekusi memiliki tujuan meningkatkan kemampuan pengendalian diri dan karena itu menekankan aspek mental-spiritual yang lebih.
Pencak Silat untuk pertahanan diri, eksekusi yang memiliki tujuan pertahanan yang efektif dan oleh karena itu aspek pertahanan diri lebih menyoroti.
Seni Pencak Silat, yang eksekusi memiliki tujuan untuk menunjukkan keindahan gerakan, dan karena itu aspek artistik lebih menyoroti.
Sporty Pencak Silat, yang eksekusi memiliki tujuan kebugaran fisik dan prestasi atletik dan karena itu menekankan aspek olahraga yang lebih.
Yang lainnya, tidak menempati aspek sentral dapat diukur dengan derajat yang berbeda kepentingan, beberapa di antaranya yang jelas, yang lain tersembunyi. Semua jenis Pencak Silat memiliki aspek karena itu selalu empat yang dianggap sebagai satu unit.
Pencak Silat memiliki gaya yang berbeda (Aliran). Sebuah Aliran atau gaya memiliki bentuk yang khas dan unik dengan karakteristik tertentu dan dapat dibedakan dari Aliran lainnya. Seperti biasa, pelaksanaan gaya tertentu, nilai-nilai dari empat aspek Pencak Silat, yakni Etika, teknologi, estetika dan olahraga sebagai satu unit, harus hadir dan terlihat. Jika hal ini tidak terjadi, nilai-nilai Pencak Silat tidak terjawab.
Hal ini tidak mudah untuk membedakan gaya Pencak Silat, dan hanya para ahli yang memahami individu "Jurus" teknik Pencak Silat benar-benar mampu. Perbedaan gaya hanya mempengaruhi aspek pelatihan fisik dan bukan aspek mental-spiritual dan filosofis. Seperti biasa, tapi gaya dan jenis Pencak Silat mungkin, ada selalu terinspirasi oleh usia filsafat etika dan memiliki aspek mental-spiritual sebagai aspek pengendalian diri.
Ketika Pencak Silat pembelaan diri, ada gaya yang menggunakan kekuatan gaib untuk melaksanakan teknologi Jurus mereka. Ini Illustrasi Tenaga (= kekuatan batin) atau Tenaga tambahan (= kekuatan ekstra) adalah jenis memperkuat Jurus atau kerentanan fisik. Ada penjelasan teoritis untuk ini "kesaktian" dan cara di mana kapasitas ini tercapai, deklarasi dan bukti tidak didasarkan pada hasil penelitian ilmiah intensif.
Sekolah-sekolah dan Pendekar Pencak Silat
Pentingnya Pencak Silat sekolah sering bingung dengan gaya Pencak Silat. The Pencak Silat-sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan di mana Anda berguru atau mahasiswa dari Pencak Silat dapat.
Berguru atau murid-muridnya, pentingnya studi terkait intensif (learning) dan proses yang diarahkan diamati secara langsung dan benar-benar oleh guru dan dipantau, sehingga kemajuan kemampuan siswa dan moralitas dapat ditelusuri dengan jelas. Guru mengajar tidak ada siswa yang dianggap tidak layak mentalitas. Untuk alasan ini, itu tidak mudah di masa lalu, seorang mahasiswa atau anggota dari sebuah sekolah Pencak Silat menjadi. Tes sulit dan panjang pada sikap mental yang dilakukan sebelum seorang mahasiswa mengaku.
Menurut jenis instruksi Pencak Silat ada empat kategori sekolah Pencak Silat:
Mental-spiritual Pencak Silat sekolah yang menempatkan penekanan pada aspek mental-spiritual Pencak Silat dan adalah untuk memberikan tingkat tinggi kemampuan pengendalian diri pada siswa atau anggota.
Sekolah Pencak Silat pembelaan diri, dengan fokus pada aspek membela diri dan untuk memberikan tingkat tinggi keterampilan teknis untuk membela diri, dengan atau tanpa senjata.
Seni Pencak-Silat sekolah yang berfokus mengajar pada aspek artistik Pencak Silat dan melayani tujuan hervorzustreichen keindahan gerakan dalam pelaksanaan Pencak Silat, dengan atau tanpa iringan musik tradisional dan dengan atau tanpa menggunakan senjata, sesuai dengan Aturan wiraga (body teknik gerakan dasar), wirasa (kreativitas dan improvisasi), yang membuat gerakan tubuh yang lebih indah, dan wirama (harmoni dan konsistensi gerakan dan irama musik yang menyertainya).
The School of Sport Pencak Silat, yang mengajar berfokus pada aspek olahraga Pencak Silat untuk tujuan pelatihan teknik Pencak Silat dengan status atletik dan untuk pelatihan fisik atau kompetisi. Untuk tujuan kompetisi, instruksi disesuaikan dengan aturan yang berlaku keterlibatan.
Sekolah-sekolah Pencak Silat pembelaan diri yang paling populer dan terkenal dari semua, diajarkan beberapa "kekuatan batin" atau kemampuan daya tahan fisik dan yang sejenis. Sejak tahun 70-an, ada banyak pertahanan diri sekolah dan olahraga Pencak Silat mengajarkan kepada siswa mereka untuk bentuk kompetisi dan dengan demikian memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam olahraga kejuaraan di Pencak Silat. dalam kompetisi bela diri dan seni Pencak Silat juga (internasional) diadakan.
Menurut persyaratan modern pengembangan Pencak Silat dapat dibagi ke dalam tiga kelompok berikut:
Tradisional Pencak Silat sekolah, utamanya karakteristik adalah sebagai berikut:
Manajemen senior dari sekolah diwariskan.
Pencantuman siswa didasarkan pada tes selektif dan masa percobaan yang ketat.
Metode pengajaran adalah monolog.
Pelanggaran peraturan sekolah akan dihukum dengan pemberhentian siswa.
Hukum dan peraturan sekolah dan pendidikan tidak ditetapkan secara tertulis.
Tidak ada biaya atau biaya yang dipungut oleh anggota.
Biaya pemeliharaan sekolah berasal dari manajer (pemilik) dikenakan.
Ciri utama dari sekolah Pencak Silat modern termasuk:
Direktur dan staf sekolah yang dipilih dari para anggota skuad yang dianggap kandidat handal.
Asupan siswa terbuka untuk semua dan bebas.
Tidak ada masa percobaan, tetapi pendidikan dasar dianggap sebagai tahap pertama.
Metode pendidikan interaktif dan analitis.
Aturan sekolah diberlakukan oleh teguran dengan argumen yang masuk akal.
Ada pedoman dan instruksi secara tertulis yang berkaitan dengan sekolah dan kelas.
Ini biaya atau biaya yang dikenakan oleh anggota, untuk menutup biaya sekolah.
Fitur utama dari transisi pencak silat-sekolah meliputi:
Jalur ini diwariskan, namun para pejabat sekolah dipilih dari para anggota skuad yang dianggap kandidat handal.
Perekaman dilakukan dengan memilih siswa, dan orang-orang yang dicatat akan menerima status keanggotaan sementara.
Metode pengajaran adalah dialog terbatas, yaitu tidak ada hal mendasar yang ditangani.
Aturan sekolah dijelaskan dalam pidato pengantar.
Ada pedoman dan petunjuk secara tertulis dalam jumlah terbatas di depan kelas dan sekolah.
Ini tidak akan mengangkat semua biaya sekolah, kontribusi sukarela dari para anggota yang tidak ditolak.
Biaya pemeliharaan ditanggung oleh pemimpin dan oleh kontribusi.
Pengajaran nilai-nilai filosofis dan pelajaran moral dan spiritual tidak semua Pencak Silat sekolah yang dilakukan secara terpisah, tetapi akan diajarkan selama pelatihan dalam bentuk instruksi singkat, dimana juga sumpah kesetiaan dan kesetiaan yang disumpah untuk sekolah.
Mengingat tuntutan peningkatan pembangunan sosial adalah semua sekolah Silat tradisional dan transisi Pencak di sekolah modern, akan dikonversi dengan aspek profesional manajemen dan pendidikan. Secara umum, kualifikasi para direktur Pencak Silat Pendekar sekolah, yang merupakan status tertinggi klasifikasi sesuai dengan tingkat keterampilan dan sesuai dengan aturan (prinsip), atau doktrin filosofis Pencak Silat, yang harus diikuti sebagai contoh bersinar.
Dalam masyarakat modern, Pendekar sekolah istilah digunakan sebagai judul atau gelar, yang diberikan ketika tingkat tinggi dicapai dalam keterampilan bela diri. Judul Pendekar dapat diterjemahkan sebagai "master". Seringkali tingkat "Guru" masih dibagi menjadi tahapan yang berbeda. Level ini mirip dengan Jepang "Dan".
Penelitian dan dokumentasi Pencak Silat
Sampai saat ini, tidak ada penelitian ilmiah lengkap atau dokumentasi Pencak Silat. Secara umum dapat dikatakan bahwa penelitian yang ada dan dokumentasi difokuskan pada aspek teknis Pencak Silat. The non-aspek teknis telah diperlakukan sedikit atau tidak, meskipun kedua aspek harus dipertimbangkan sebagai satu unit.
Buku-buku yang paling banyak digunakan pada Pencak Silat adalah karya Amy Shapiro, berjudul "Martial Arts Language" (Bahasa dari seni bela diri) dan F. Don Draeger pekerjaan "Senjata dan Seni Pertempuran di kepulauan Indonesia" (senjata dan seni bela diri di kepulauan Indonesia) .
Dalam buku oleh Amy Shapiro dari / membedakan penulis / di Pencak Silat dan kepentingan mereka. Menurut r / Penulis / di Pencak harfiah berarti gerakan tubuh yang berpengalaman dan khusus, dan Silat berjuang menggunakan Pencak. Don F. Draeger juga membuat dalam bukunya perbedaan antara Pencak Silat dan, kedua aspek tersebut tidak dipisahkan. Menurutnya, yang didasarkan pada kepercayaan orang Minangkabau, Pencak adalah gerakan artistik tubuh dengan variasi dalam membela diri, dan Silat adalah aplikasi tempur Pencak, Silat tidak dapat eksis tanpa Pencak, Pencak tanpa Silat kehilangan tujuannya. Kata berasal dari Pencak "pung-cha" dari bahasa Shandong. "Pung" berarti menangkis tindakan serangan dan penutup sebagai "cha" mengindikasikan pemutusan dengan kejutan (Hau) tindakan. Bagian pertama dari sebuah kata menunjukkan kekuatan jatuh, sedangkan bagian kedua dari kata menunjukkan lebih kekuatan yang mendorong.
Menurut penjelasan yang diberikan dalam kata pengantar, bagaimanapun, kata-kata Pencak Silat dari bahasa kelompok etnis yang berasal di Kepulauan Melayu dan keduanya memiliki arti yang sama. Hal ini juga konsisten dengan Deklarasi silat di WJS Poerwodarminto menyusun kamus pertandingan.
Dalam bukunya Sejarah Perkembangan Pencak Silat Sel Indonesia (Sejarah perkembangan Pencak Silat di Indonesia) di era mulia dari kerajaan Sriwijaya menulis Hizbullah Rachman bahwa Universitas Nalanda di negara itu untuk pusat pengembangan iman Buddhis dan titik awal dari menjadi penyebaran Pencak Silat adalah. Banyak orang Cina datang ke sana untuk belajar Pencak Silat dan kemudian menyebar di negara mereka.
Buku-buku yang paling penting pada Pencak Silat dalam bahasa Indonesia, yang dengan sendirinya secara luas di Indonesia, ditulis oleh Mariyun Sudirohadiprodjo, Moh Djumali dan Januarno.
Semua tiga buku berisi panduan teknis untuk belajar dan berlatih olahraga Pencak Silat. Dalam bahasa Melayu worded dan diterbitkan di Malaysia majalah "Pendekar" memberikan informasi pada perhatian Pencak Silat khusus. Majalah "Pencak Silat", diterbitkan oleh Pengurus Besar (Badan Pusat Republik Indonesia Pencak Silat Association, Komite Sentral dari Indonesia Pencak Silat Association), diterbitkan publikasi pertamanya pada bulan Mei 1990, berkaitan dengan aspek-aspek ini juga. Informasi tentang teknik Pencak Silat juga dapat ditemukan di berbagai majalah di berbagai negara.
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Pencak Silat dilakukan oleh sekolah. Setelah Perang Dunia Kedua, kegiatan sekolah-sekolah di Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam masing-masing oleh Pencak Silat Nasional organisasi terkoordinasi di setiap negara: IPSI didirikan pada tahun 1948, persisi, didirikan pada tahun 1976, PESAKA, didirikan pada tahun 1983 dan Persib, didirikan pada tahun 1987.
Di negara lain nasional Pencak Silat organisasi didirikan. Untuk mengkoordinasikan berbagai upaya untuk pengembangan dan penyebaran Pencak Silat di tingkat internasional pada 11 Didirikan pada Maret 1980 di Jakarta, Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT), yaitu International Pencak Silat Federation atau International Pencak Silat Association. Menurut statuta organisasi ini, ada tiga jenis keanggotaan dalam PERSILAT:
Anggota Pendiri atau anggota pendiri yang terdiri dari IPSI, PESAKA, persisi dan Persib.
Anggota Gabungan atau Anggota Afiliasi: Pencak Silat-organisasi nasional yang menjadi anggota dari sebuah organisasi olahraga nasional dan telah diterima sebagai anggota PERSILAT.
Anggota Bersekutu atau Anggota Asosiasi: Pencak Silat organisasi yang belum menjadi anggota sebuah organisasi olahraga nasional, tetapi mereka berhak PERSILAT aturan untuk mewakili negara mereka dan telah diakui sebagai anggota PERSILAT adalah.
The Pencak Silat Jerman Asosiasi "Pencak Silat Union Germany" (pbrew) adalah anggota asosiasi PERSILAT. Semua upaya untuk pengembangan dan penyebaran secara bersamaan harus mempertimbangkan, aspek fisik spiritual dan filosofis. Tujuan ini belum sepenuhnya tercapai. Hanya dalam olahraga Pencak Silat dalam hal ini bisa menjadi sukses direkam.
Pengembangan dan penyebaran olahraga Pencak Silat adalah, antara lain, melalui penyelenggaraan kejuaraan. Di Indonesia, menyelenggarakan Kejuaraan IPSI, bergantian untuk orang dewasa dan remaja, kecuali pada tahun-tahun ketika Nasional Pekan Olahraga berlangsung di olahraga Pencak Silat juga menjadi tuan rumah. Sejak tahun 1987, Pencak Silat juga merupakan bagian dari SEA Games. Pada tahun-tahun Pencak Silat akan digelar di SEA Games, yang diselenggarakan IPSI tidak ada kejuaraan nasional. Setiap kejuaraan nasional selalu dimulai dengan kejuaraan kabupaten.
Upaya untuk mengembangkan dan menyebarluaskan seni Pencak Silat yang ada dalam melakukan kompetisi dan festival. Di Indonesia pada tahun 1982, sebuah kompetisi nasional diadakan. Untuk melaksanakan persiapan secara efisien, festival tersebut diadakan bersamaan dengan kejuaraan dalam olahraga Pencak Silat. Akhir-akhir ini, ada upaya untuk membela diri Pencak Silat menunjukkan juga dalam acara-acara.
Acara setiap kejuaraan nasional di olahraga Pencak Silat di Indonesia, selalu ada diskusi tentang bagaimana Pencak Silat dapat dikembangkan intens dan meluas. Strategi demikian juga dalam diskusi Muna (Musyawarah Nasional - National Conference), yang diadakan setiap empat tahun sekali, digelar. Upaya lain dalam arah ini meliputi pelatihan pelatih, wasit atau hakim, penciptaan aturan persaingan dan perumusan standar nasional untuk olahraga Pencak Silat, kriteria evaluasi untuk seni dan kompetisi pertahanan diri di Pencak Silat dan metode pengajaran dan pelatihan bagi Pencak Silat umumnya.
Hal ini juga Pencak Silat Kejuaraan akan dimainkan di tingkat internasional. Yang pertama dan kedua peristiwa ini diadakan dalam tahun 1982 dan 1984 di Jakarta, ketiga berlangsung di Wina pada tahun 1986, keempat tahun 1987 di Kuala Lumpur, dan kelima pada tahun 1988 di Singapura. Untuk semua Kejuaraan Dunia berlangsung pada saat yang sama, persaingan dalam seni pencak silat. Kejuaraan lainnya diadakan sebagai berikut:
1990 Den Haag
1.992 Jakarta
1.994 Hatyai (Thailand)
1.997 Kuala Lumpur
2.000 Brunei
2.002 Kuala Lumpur
Pencak Silat adalah hari di banyak negara kecuali di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam (empat negara dianggap sebagai negara asal Pencak Silat) dioperasikan dan dikembangkan.
Di beberapa negara Asia, ada perkembangan Pencak Silat pada tahap awal, misalnya di Myanmar, Laos, Vietnam dan Filipina. Negara-negara ini ingin berpartisipasi pada kompetisi Pencak Silat pada kesempatan SEA Games di Manila XVI pada tahun 1991, beberapa di antaranya telah meminta Pencak Silat pelatih dari Indonesia.
Bahaya untuk Pencak Silat
Jika Pencak Silat dioperasikan di luar negara asal, sehingga itu biasanya tidak memenuhi syarat sebagai Pencak Silat, dipahami dalam arti dari misinya untuk memenuhi kriteria identitas atau prinsip-prinsip aplikasi mereka, nilai-nilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu unit.
Di antara penggemar Pencak Silat luar negara asal, ada orang-orang yang ingin belajar hanya aspek fisik Pencak Silat dan yang tidak sangat tertarik dalam mempelajari dan merekam nilai-nilai filosofis yang menginspirasi Pencak Silat, dan nilai-nilai budaya yang Pencak Silat didasarkan.
Penyebaran pengetahuan mengenai identitas dan prinsip-prinsip Pencak Silat, sebagai aturan dasar untuk pelaksanaan Pencak Silat dengan nilai-nilai etis, teknis, estetis dan olahraga sampai sekarang tidak pernah dilakukan secara khusus. Upaya ke arah ini sedang dibuat oleh IPSI, yang diselenggarakan lagi oleh PERSILAT.
Mereka olahraga yang memang disebut Pencak Silat, tapi tidak dengan pertandingan Pencak Silat dalam bentuk praktis secara otomatis akan kehilangan semua nilai Pencak Silat dalam arti sejati mereka.
Fakta ini kembali memburuk citra dan reputasi Pencak Silat, dan di situlah letak bahaya.
Ancaman kedua menyangkut kualitas kompetisi olahraga Pencak Silat, yang tidak dapat dikatakan memadai, adalah ya bahkan terkadang dirusak oleh perselisihan. Kritik tajam sering berisik dalam hal ini. Hal ini mungkin sudah memperburuk reputasi Pencak Silat. Alasan utama adalah kenyataan bahwa prinsip-prinsip (aturan) dari Pencak Silat tidak diserap secara mendalam dan oleh peserta dalam kompetisi tersebut tidak sepenuhnya diterapkan. Penyerapan mendalam prinsip-prinsip (aturan) dari Pencak Silat harus didasarkan pada pemahaman identitas Pencak Silat dan nilai-nilainya. Jika tidak, target kompetisi tidak dipahami. Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk memperkuat, antara lain, pengembangan dan promosi Pencak Silat, persaudaraan dan persatuan, untuk memperkuat citra Pencak Silat dan membangkitkan simpati dan bunga untuk Pencak Silat nasional dan internasional.
Tujuan-tujuan ini harus menjadi motivasi utama dari para peserta dalam sebuah kompetisi. Ide komite sentral Indonesia Pencak Silat Association adalah kualitas Pencak Silat olahraga kontes meningkatkan dengan meningkatkan jumlah dan meningkatkan kualitas pelatih IPSI yang berasal dari sekolah Pencak Silat dan ada melatih anggotanya, khususnya anggota, yang kemudian dikirim ke kejuaraan.
Hanya pejuang pesilat atau silat yang telah diajarkan oleh seorang pelatih IPSI harus diizinkan untuk berpartisipasi dalam kejuaraan yang diselenggarakan oleh IPSI tersebut. Dalam waktu dekat, ini harus ditegakkan oleh PERSILAT secara internasional. Ide lain adalah untuk menciptakan sebuah sistem kompetitif baru.
Kesimpulan dan Kata Akhir
Berdasarkan analisis di atas, kesimpulan berikut dapat ditarik:
Pencak Silat berasal dari dan merupakan bagian dari budaya etnis dari orang-orang Melayu dan memiliki identitasnya sendiri.
Karena nilai-nilai filosofis Pencak Silat dapat dilihat dasarnya sebagai bahan dan peralatan pelatihan mental dan fisik untuk mengembangkan Kode sifat manusia dengan mental yang tinggi dan kualitas fisik.
Bahaya yang mengancam citra Pencak Silat, harus diatasi dengan menyebarkan pengetahuan tentang identitas Pencak Silat dan dengan meningkatkan jumlah pelatih yang mampu, terlatih dan profesional Pencak Silat.
Semoga analisis tentang nilai-nilai dan pengembangan Pencak Silat untuk memperluas pengetahuan kita tentang Pencak Silat berguna bagi siapa saja yang tertarik.
Sejarah Tapak Suci
Di
Banjarnegara, Jawa Tengah, Kiyai Haji (K.H.) Syuhada pada tahun 1872 memiliki
seorang putera yang diberi nama Ibrahim. Sejak kecil ia menerima ilmu pencak
dari ayahnya. Ibrahim tumbuh menjadi Pendekar yang menguasai pencak ragawi
dan batin / inti tetapi sekaligus Ulama yang menguasai banyak ilmu, kemudian
berganti nama menjadi K.H. Busyro Syuhada.
Pada
awalnya K.H.Busyro Syuhada mempunyai 3 murid, yaitu :
Nasional
Indonesia, bahkan bergelar Panglima Besar Soedirman.
Pada tahun
1921 di Yogyakarta, bertemulah K.H. Busyro Syuhada dengan kakak beradik Ahmad
Dimyati dan Muhammad Wahib. Dalam kesempatan itu mereka adu ilmu pencak
antara M. Wahib dan M. Burhan. Kemudian A. Dirnyati dan M. Wahib dengan
pengakuan yang tulus mengangkat K.H. Busyro Syuhada sebagai guru dan
mewarisi ilmu pencak dari K.H. Busyro Syuhada yang kemudian menetap di
Kauman. Menelusuri jejak gurunya, Ahmad Dimyati mengembara ke barat sedang M.
Wahib mengembara ketimur sampai ke Madura untuk menjalani adu kaweruh ( uji
ilmu ). Pewaris ilmu banjaran, mewarisi juga sifat-sifat gurunya M. Wahib
sebagaimana K.H. Busyro Syuhada, bersifat keras, tidak kenal kompromi, suka
adu kaweruh. Untuk itu sangat menonjol nama M. Wahib dari pada A.
Dimyati. Sedang A. Dimyati yang banyak dikatakan ilmunya lebih tangguh dari
pada adiknya M. Wahib tetapi karena pendiam dan tertutup maka tidak banyak
kejadian-kejadian yang dialami. Sebagaimana M. Burhan yang mempunyai sifat
dan pembawaan sama dengan A. Dimyati.
K. H.
Busyro Syuhada pernah menjadi guru pencak untuk kalangan bangsawan dan
keluarga Kraton Yogyakarta. Salah satu diantara muridnya adalah R.M.
Harimurti, seorang pangeran kraton, yang dikemudian hari beberapa muridnya
mendirikan perguruan–perguruan pencak silat yang beraliran Harimurti.
Kauman, Seranoman dan Kasegu
Pendekar
Besar KH Busyro Syuhada memberi wewenang kepada pendekar binaannya, A.
Dimyati dan M. Wahib untuk membuka perguruan dan menerima murid. Perguruan
baru yang didirikan pada tahun 1925 itu diberi nama Perguruan
"Kauman", yang beraliranBanjaran.
Perguruan
Kauman mempunyai peraturan bahwa murid yang telah selesai menjalani pendidkan
dan mampu mengembangkan ilmu pencak silat diberikan kuasa untuk menerima
murid.
M.
Syamsuddin yang menjadi murid kepercayaan Pendekar Besar M..Wahib diangkat
sebagai pembantu utama; dan dizinkan menerima murid. Kemudian mendirikan
perguruan ”Seranoman". Perguruan Kauman menetapkan menerima siswa
baru, setelah siswa tadi lulus menjadi murid di Seranoman. Perguruan
Seranoman melahirkan pendekar muda Moh. Zahid, yang juga lulus menjalani
pendidikan di perguruan Kauman. Moh. Zahid yang menjadi murid angkatan ketiga
(3) bahkan berhasil pula mengembangkan pencak silat yang berintikan
kecepatan; kegesitan, dan ketajaman gerak. Tetapi murid ketiga ini pada tahun
1948, wafat pada usia yang masih sangat muda. Tidak sempat mendirikan
perguruan baru tetapi berhasil melahirkan murid, Moh. Barie lrsjad.
Pendekar
Besar KH Busyro Syuhada berpulang ke Rahmatullah pada bulan Ramadhan 1942.
Pendekar Besar KH Busyro Syuhada bahkan tidak sempat menyaksikan datangnya perwira
Jepang, Makino, pada tahun 1943 yang mengadu ilmu beladirinya dengan pencak
silat andalannya. Makino mengakui kekurangannya dan menyatakan menjadi murid
Perguruan Kauman sekaligus menyatakan masuk Islam kemudian berganti nama
menjadi Omar Makino. Pada tahun 1948 Pendekar Besar KH Burhan gugur bersama
dengan 20 muridnya dalam pertempuran dengan tentara Belanda di barat kota
Yogyakarta. Kehilangan besar pesilatnya menjadikan perguruan Kauman untuk
beberapa sa’at berhenti kegiatannya dan tidak menampakkan akan muncul lagi
Pendekar. Moh. Barie lrsjad sebagai murid angkatan keenam (6) yang dinyatakan
lulus dari tempaan ujian Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A.
Dimyati kemudian dalam perkembangan berikutnya mendirikan perguruan
"Kasegu"
Kalau perguruan-perguruan
sebelumnya diberi nama sesuai dengan tempatnya. Perguruan Kasegu diberikan
nama sesuai dengan senjata yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barie Irsjad.
Lahirnya Tapak Suci
Moh. Barie
lrsjad akhirnya mengeluarkan gagasan agar semua aliran Banjaran yang sudah
berkembang dan terpecah-pecah dalam berbagai perguruan, disatukan kembali ke
wadah tunggal.
Pendekar
Besar M. Wahib merestui berdirinya satu Perguruan yang menyatukan seluruh
perguruan di Kauman. Restu diberikan dengan pengertian Perguruan nanti adalah
kelanjutan dari Perguruan Kauman yang didirikan pada tahun 1925 yang
berkedudukan di Kauman.
Pendekar
M. Wahib mengutus 3 orang muridnya. dan M. Syamsuddin mengirim 2 orang
muridnya untuk bergabung. Maka Pendekar M. Barie Irsjad bersama sembilan anak
murid menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan Perguruan.
Dasar-dasar
perguruan Kauman yang dirancang oleh Moh. Barie lrsjad, Moh. Rustam Djundab
dan Moh. Djakfal Kusuma menentukan nama Tapak Suci. Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dikonsep oleh Moh Rustam Djundab. Do’a dan lkrar
disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang Perguruan diciptakan oleh Moh.
Fahmie Ishom, lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Suja', lambang Regu
Inti "Kosegu" diciptakan Adjib Hamzah. Sedang bentuk dan warna
pakaian dibuat o!eh Moh. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.
Maka pada
tanggal 31 Juli 1963 lahirlah Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar